PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) baru di Fakfak, Papua sebagai salah satu bagian dari perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) setelah kontrak 2041 berakhir.
Menteri ESDM Arifin Tasrif membenarkan terkait rencana pembangunan smelter di Fakfak. “Ini kan perpanjangan mulai dari 2041, namun kita minta secepatnya,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (17/11).
Arifin menyebut perlu banyak hal yang dipersiapkan PTFI dalam membangun smelter ini. Mulai dari penghitungan balance supply, kecukupan pasokan bijih, kemudian kelebihan pasokan bijih yang nantinya akan dibawa ke dalam kawasan industri di Fakfak.
“Di Fakfak ini kami mau groundbreaking pabrik pupuk, nanti di situ ada komplek industri yang banyak. Ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Arifin.
Mengenai kawasan industri ini, Arifin menyebut infrastruktur disana akan dibangun oleh pemerintah. “Nanti kami siapkan infrastruktur supaya industri bisa masuk, dalam industri masuk dengan segala macamnya, tentu saja cost-nya akan kompetitif,” kata dia.
Sebelumnya, kabar pembangunan smelter di Fakfak Papua ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir.
“Hal-hal ini sangat positif untuk terus meningkatkan investasi dari luar negeri untuk pembukaan lapangan kerja di Indonesia sendiri seperti yang dicita-citakan oleh bapak presiden,” kata Erick selepas mendampingi Presiden Joko Widodo di Washington DC yang dikutip pada Selasa (14/11).
Erick mengungkap pembangunan smelter ini merupakan salah satu upaya mendorong investasi Indonesia dari Amerika Serikat (AS). Terlebih dengan porsi BUMN yang saat ini sudah menguasai 51% saham Freeport.
“Ini investasi yang memang kita hilirisasi, dari yang awalnya murni pertambangan emas dan copper, sekarang mulai diturunkan industrialisasinya,” ungkap Erick.
Selain pembangunan smelter di Fakfak, Erick menyampaikan Freeport juga akan resmikan smelter di Gresik pada Desember mendatang. “Meningkatkan kapasitas dari 1 juta menjadi 1,3 juta sebelum nanti tahun depan ditingkatkan lagi smelternya,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan Erick, Freeport memang menargetkan ekspansi smelter tembaga PT Smelting rampung pada Desember 2023. Proyek ekspansi ini menambah kapasitas pengolahan konsentrat tembaga smelter menjadi 1,3 juta metrik ton per tahun dari sebelumnya 1 juta metrik ton.
“Ini akan diresmikan dan mulai beroperasi di tanggal 15 Desember 2023," kata Presiden Direktur Freeport Tony Wenas melalui keterangan resmi pada Senin (13/11).
Sebagai Informasi, PT Smelting merupakan smelter pertama PTFI yang dibangun pada tahun 1996 bersama dengan konsorsium Jepang dan dioperasikan oleh Mitsubishi. Smelter ini sebagai bentuk kepatuhan PTFI terhadap Kontrak Karya II.