Pertamina: Konsumsi BBM Bersubsidi Tahun Ini Berpotensi Overkuota

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke mobil di SPBU Pertamina.
Penulis: Mela Syaharani
21/11/2023, 18.44 WIB

Pertamina melaporkan adanya potensi konsumsi BBM bersubsidi tahun ini melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah. Data BPH Migas menunjukkan sisa kuota Pertalite dan solar subsidi hingga akhir Oktober 2023 sudah di bawah 20%.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan ada permohonan untuk penambahan kuota BBM bersubsidi. Sementara untuk LPG Nicke menyebut kuota aman sampai akhir tahun.

“Dari sisi anggaran sangat aman karena anggaran untuk LPG itu hanya terpakai sebagian, jadi masih ada sisa anggaran dan ini bisa digunakan untuk menambah anggaran penambahan kuota ini,” kata Nicke salam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (21/11).

CEO Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengungkap telah mengajukan usulan penyesuaian kuota BBM 2023 mulai dari Solar hingga LPG. Usulan penyesuaian kuota Solar 2023 meningkat sebesar 7,8%. Awalnya sebanyak 1,3 juta kilo liter (KL) dari kuota awal JBT solar 16,8 juta KL menjadi 18,1 jt KL.

“Ini yang sebenarnya turun dan lebih rendah dibandingkan 2022 menjadi 18,1 juta KL seperti yang diajukan Kementerian ESDM kepada Kementerian Keuangan,” kata Riva.

Selain solar, pertamina juga mengajukan penambahan kuota untuk kerosene atau minyak tanah yang meningkat sebanyak 0,8%. Riva memohon kepada DPR untuk bisa membantu pengusulan penyesuaian kuota dari 500 ribu KL menjadi 504 ribu KL.

Lain dengan solar dan kerosene, Riva menyampaikan untuk kuota BBM subsidi Pertalite masih dalam tahap aman. “Alhamdulilah hingga sampai saat ini masih under kuota sehingga semuanya masih onstream,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk LPG 3 kg, mengalami pengusulan kenaikan kuota sebanyak 190 ribu KL. Dari yang awalnya 8 juta KL menjadi 8,19 KL. Riva menyebut, penambahan 190 ribu KL ini ada alasan tersendiri.

“Karena sejak dilakukan pendaftaran subsidi tepat dan perhitungan bersama dengan Kementerian ESDM memang ada pengurangan daripada kelebihan kuota tersebut yang memang di awal dihitung prognosis 8,28 juta KL menjadi 8,19 juta KL,” kata dia.

Selain pengusulan pertambahan kuota, Pertamina juga melakukan pengendalian subsidi BBM ini melalui upaya pengendalian pencegahan dan juga pengawasan.

Subsidi tepat sasaran dari solar ini menghasilkan penghematan ataupun pengurangan dari konsumsi sebesar 1,3 juta KL. Sementara untuk pertalite hingga saat ini berada di under daripada kuota di angka 1,7 KL.

Reporter: Mela Syaharani