Merger Woodside Energy dan Santos Australia, Bidik Pasar LNG Asia

123RF.com/Artinun Prekmoung
Penulis: Happy Fajrian
8/12/2023, 12.55 WIB

Dua perusahaan migas Australia, Woodside Energy dan Santos Limited berencana untuk bergabung (merger). Jika merger ini terlaksana, maka akan terbentuk sebuah perusahaan gas alam cair atau LNG terbesar di Australia dengan nilai pasar mencapai A$ 80 miliar atau Rp 805 triliun.

Perusahaan gabungan Woodside Energy dan Santos akan membidik pasar LNG Asia yang berpotensi mengalami pertumbuhan signifikan pada permintaan bahan bakar alternatif untuk transisi energi.

Woodside, yang merupakan perusahaan terbesar di antara dua perusahaan tersebut, mengatakan pembicaraan dengan Santos bersifat rahasia dan belum diketahui apakah kesepakatan akan dicapai. Kapitalisasi pasar Woodside mencapai A$ 56,91 miliar, sedangkan Santos bernilai A$ 22,1 miliar.

“Woodside terus menilai berbagai peluang untuk menciptakan dan memberikan nilai bagi pemegang saham,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada bursa saham Australia, seperti dikutip Reuters, Jumat (8/12).

Kedua perusahaan menghadapi meningkatnya tekanan dekarbonisasi serta tantangan dalam proyek mereka saat ini. Harga saham Woodside telah turun 15,4% tahun ini, sementara saham Santos turun 4,3%.

Gabungan produksi minyak dan gas untuk keduanya mencapai lebih dari 260 juta barel setara minyak (barrel of oil equivalent/BOE) sementara total cadangan terbukti dan cadangan terduga mencapai 5,39 miliar BOE, berdasarkan data tahun 2022 dari perusahaan-perusahaan tersebut.

“Kesepakatan di antara mereka akan menciptakan kekuatan besar di pasar LNG dengan penjualan tahunan sebesar 16 juta metrik ton,” kata analis energi Bernstein, Neil Beveridge.

“Ini adalah raksasa energi Australia yang akan memiliki pengaruh lebih baik dengan pembeli dan kemampuan untuk mengoptimalkan portofolio LNG mengingat jumlah terminalnya,” ujarnya lagi.

Namun, kombinasi tersebut akan mendapat pengawasan ketat dari pengawas persaingan usaha Australia, yang telah memperkuat pendiriannya untuk tidak mengizinkan pengambilalihan di sektor-sektor yang terkonsentrasi.

“ACCC mengetahui laporan publik mengenai potensi transaksi tersebut,” kata juru bicara Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commission/ACCC).

“Jika potensi transaksi berkembang, ACCC akan mempertimbangkan apakah diperlukan tinjauan merger publik mengenai dampaknya terhadap persaingan usaha,” kata jubir tersebut menambahkan.

“Ini (merger) masuk akal mengingat harga saham telah melemah dan belanja modal yang akan datang,” kata Jun Bei Liu, manajer portofolio Tribeca Alpha Fund yang memiliki saham di kedua perusahaan.

“Di dunia saat ini, produksi minyak hampir habis sehingga Anda perlu meningkatkan skala dan menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin untuk berinvestasi dalam transisi energi.”