Angola Keluar dari OPEC, Protes Kebijakan Pengurangan Produksi

Katadata
Angola memutuskan untuk keluar dari OPEC karena tidak setuju dengan kebijakan kelompok tersebut terkait produksi untuk mengerek harga minyak.
Penulis: Happy Fajrian
22/12/2023, 15.25 WIB

Angola memutuskan untuk membatalkan keanggotaanya dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) karena berselisih dengan kebijakan kelompok tersebut terkait pemangkasan produksi untuk mengerek harga minyak.

Menteri Minyak Angola, Diamantino Azevedo mengatakan bahwa keanggotaan negaranya di OPEC tidak sejalan dengan kepentingan nasional mereka. Negara Afrika tengah ini memproduksi sekitar 1,1 juta barel per hari (bph) minyak atau sekitar 4% dari total produksi OPEC 28 juta bph.

Angola mengikuti langkah Ekuador yang keluar dari kelompok kartel minyak dunia inin pada 2020 dan Qatar pada awal 2019.

“Kami merasa Angola saat ini tidak mendapatkan apa-apa dengan terus bergabung dengan organisasi ini, dan demi kepentingan nasional, kami memutuskan untuk keluar,” kata Azevedo seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/12).

Keluarnya Angola menyusul protes dari Angola terhadap keputusan OPEC+ untuk memangkas kuota produksinya pada 2024. Perselisihan ini turut menunda pertemuan kebijakan terakhir OPEC+ pada bulan November dan kesepakatannya mengenai pembatasan produksi baru.

“Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada konsensus di dalam OPEC sendiri dan hal ini sudah terjadi sejak lama,” kata Ali Al-Riyami, mantan direktur jenderal pemasaran di kementerian energi Oman. “Tidak diragukan lagi akan ada konsekuensinya, tapi saya rasa (negara) lain tidak akan mengikuti.”

Halaman: