SKK Migas sepanjang tahun 2023 berhasil menemukan dua sumber gas besar atau giant discovery, salah satunya di wilayah kerja (WK) South Andaman. Guna menjaga keandalan masa depan energi Indonesia, SKK Migas menekankan perlunya percepatan proses produksi agar temuan tersebut dapat segera dioptimalkan.
“Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD) dan di 2028-2029 sudah onstream,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen SKK Migas, Benny Lubiantara, dalam siaran pers yang dikutip pada Jumat (29/12).
Menurut Benny percepatan ini dibutuhkan sebab mayoritas investor migas yang hendak melakukan eksplorasi akan memilih wilayah kerja yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar. Tidak hanya percepatan, Benny juga mengharapkan adanya perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business).
“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik, artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” ujarnya.
Sebagai informasi, Mubadala Energi pada Desember ini baru saja menemukan cadangan gas bumi in place dengan potensi lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet). Temuan ini berasal dari sumur Eksplorasi Layaran-1.
Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara. WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme gross split.
Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali mengatakan penemuan ini merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam mendukung target produksi Indonesia pada 2030 yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.
“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi tahun 2030." kata Abdulla.
Tak hanya SKK, Mubadala Energy juga akan mempercepat proses guna memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. “Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan saat ini belum ada kemajuan apapun tentang penemuan tersebut. “Di Andaman ini masih belum apa-apa, belum ada rencana pengembangannya (POD). Namun diharapkan dapat mendukung pengembangan di cluster Andaman,” ujarnya, Kamis (28/12).
Selain Sumur Layaran-1, Dwi menyebut di cluster Andaman juga sebelumnya telah ditemukan Sumur Minas-1 di wilayah kerja Andaman II. Tidak hanya mendukung produksi cluster Andaman, penemuan Sumur Layaran juga diharapkan dapat menghidupkan kembali LNG Arun serta supply kebutuhan gas pipa di industri.
“Sehingga gas pipa industri dari Aceh, Sumatera Utara dan seterusnya hingga Jawa Barat dapat terpenuhi ketika pipa Dumai-Sei Mangkei sudah tersambung,” kata dia.