PNBP Migas 2023 Turun 21%, Kementerian ESDM: Gara-gara Harga Minyak
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian ESDM mengungkapkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) 2023 dari sektor migas turun dibandingkan 2022. Hal ini disebabkan merosotnya harga minyak mentah Indonesia (ICP).
“PNBP di 2023 itu menurun dari 2022 sebab mengikuti ICP. Namun kontribusi di 2023 masih lebih tinggi dibandingkan 2021,” kata Dirjen Migas Tutuka Ariadji saat konferensi pers di kantor Kementerian ESDM pada Selasa (16/1).
Menurut laporan Ditjen Migas, PNBP 2023 sebesar Rp 117 triliun, terdiri dari PNBP minyak bumi Rp 89,92 triliun dan gas bumi Rp 27,07 triliun. Capaian ini melebihi 13% dari target sebesar Rp 103 triliun namun turun dibandingkan 2022 yang mencapai Rp 148,70 triliun, terdiri dari PNBP migas Rp 118,20 triliun dan gas Rp 30,49 triliun.
“Kami lihat ICP pada 2022 memang sangat tinggi sehingga penerimaan kami lebih tinggi pada tahun tersebut. Namun pada 2023 nilai ICP masih lebih tinggi dari 2021. PNBP ini mengikuti pola dari ICP,” ujarnya.
Nilai rata-rata ICP selama 2023 berada di angka US$ 78,43 per barel. Tutuka menyebut, dengan berbagai upaya yang dilakukan sehingga penurunan PNBP hanya disebabkan oleh pola ICP. “Walaupun kita tahu declining produksi minyak itu terus berlangsung dan kami bisa menahan agar tidak terlalu tajam,” kata dia.
Tutuka menyampaikan produksi gas memiliki potensi lebih baik jika sudah tersedia offtaker dan infrastrukturnya sudah tersedia. Tutuka juga melaporkan bahwa selama 2023 total investasi migas mencapai US$ 15,6 miliar atau naik 12% dari 2022.
Investasi ini dibagi dalam dua jenis, yakni realisasi investasi hulu sebesar US$ 13,72 miliar dan realisasi investasi hilir migas sebanyak US$ 1,88 miliar. Meski melampaui capaian 2022, namun jumlah investasi ini belum mencapai target. Pemerintah menargetkan jumlah investasi yang diraih pada 2023 mencapai US$ 17,4 miliar.
Tutuka juga turut melaporkan secara garis besar kinerja Ditjen Migas tahun anggaran 2023. Sebanyak 10 wilayah kerja (WK) telah dilelang, bahkan jumlahnya bertambah menjadi 13 sebab ada tambahan 3 WK 2022 yang ikut dilelang pada 2023. Dari pelelangan 13 WK ini didapati Firm Commitment sebesar US$ 178,6 Juta.
Selama 2023, pemanfaatan gas domestik telah mencapai 68,2% dari total target 67%. Capaian SLA perizinan migas pada hulu sebesar 5,9 dan hilir mencapai 9,41.
Pada 2023, jumlah subsidi migas yang diberikan meliputi solar sebanyak 17,57 juta kiloliter (KL) dari target 17 juta KL saja. Sementara subsidi LPG mencapai 8,05 juta Mton dari target 8 juta Mton saja. Jumlah penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) selama 2023 menyentuh angka 58,1% dari target 63%.