BUMI Jadi Produsen Batu Bara dengan Porsi EBT Tertinggi, Capai 69%

http://bumiresources.com/
Tambang batu bara milik BUMI Resources.
Penulis: Happy Fajrian
1/2/2024, 10.00 WIB

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan posisi teratas dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di antara perusahaan tambang di Indonesia, yakni mencapai 69% dari total konsumsi listriknya.

Analis ESG Bloomberg Intelligence Michelle Young, menjelaskan bahwa dari berbagai produsen batu bara yang mereka ulas pada 2022, baru 30% yang mengadopsi energi terbarukan. Selain BUMI, produsen batu bara Indonesia yang paling menonjol dalam pemanfaatan EBT yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan 64%.

Terkait upaya BUMI mendukung transisi energi dan net zero emission, Direktur BUMI Dileep Srivastava menyampaikan bahwa pihaknya mengimplementasikan komitmen pemanfaatan energi baru terbarukan melalui berbagai skema.

Seperti elektrifikasi armada pada unit-unit usaha, mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, serta pemanfaatan energi angin, surya, juga biomassa pada area bekas tambang di daerah terpencil.

BUMI berharap dapat mencapai net zero emission pada 2050-2060, serta mendorong penerapan strategi dekarbonisasi pada 2030.

“Untuk semua proyek baru kami, dekarbonisasi akan menjadi bagian dari blueprint strategi kami. Bahkan ketika kami membicarakan feasibility, kami juga membicarakan dekarbonisasi pada saat yang sama,” kata Dileep melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (1/2).

Saat ini, upaya mendukung transisi energi menjadi perhatian berbagai pihak dan pelaksanaannya membutuhkan kolaborasi lintas sektoral. Penggunaan energi fosil belum sepenuhnya dapat ditinggalkan, sehingga pemanfaatan EBT dalam proses ekstraksi dan produksi menjadi langkah nyata yang diambil sejumlah produsen batu bara di Indonesia untuk mengurangi jejak karbonnya.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif menyatakan, proses transisi energi menuju net zero emission, di mana dominasi energi fosil akan digantikan oleh EBT, masih membutuhkan waktu.

“Meski sudah ada upaya memacu energi terbarukan, namun penggunaan energi fosil termasuk batu bara tidak akan hilang dalam waktu dekat,” tuturnya beberapa waktu lalu, Minggu (21/1).

Irwandy menyatakan, dari target bauran EBT sebesar 23-25% pada 2025, saat ini dalam perkembangannya baru tercapai sekitar 13%. Terkait pemanfaatan batu bara, ia pun mengimbau adanya implementasi green coal technology atau teknologi batu bara bersih.

Industri batu bara sendiri secara global sejak lama memiliki ketergantungan akan energi fosil dalam tahap ekstraksi dan produksi.

Karena penggunaan energi tersebut masih belum dapat sepenuhnya ditinggalkan, namun para produsen batu bara nusantara terus berupaya mengurangi ketergantungan akan energi fosil dalam setiap kegiatan usahanya dan bersiap-siap beralih kepada energi terbarukan.