Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai ekspor batu bara kian merosot 19,68% secara bulanan menjadi US$ 2,41 juta pada Januari 2024. Pada bulan sebelumnya ekspor batu bara tercatat US$ 3,00 juta.
Bahkan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai ekspor batu bara turun 29,76% dari US$ 3,43 juta pada Januari 2023. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan turunnya ekspor batu bara disebabkan oleh penurunan volume maupun penurunan harga.
“Dalam pasar global ada penurunan tren dari harga batu bara. Karena penurunan nilai lebih dalam dari volume maka penurunan ekspor batu bara secara bulanan lebih disebabkan oleh penurunan harga,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/2).
Selama Januari 2024, ekspor nonmigas dari sektor industri pengolahan menurun 3,69% dibanding Januari 202. Penyumbangnya adalah produk pertambangan dan lainnya yang turun 23,54%. Adapun komoditas pertambangan dengan ekspor menurun adalah batu bara.
Berdasarkan negara, penurunan ekspor batu bara paling besar ke Cina yang turun 25,08% dan India turun 17,11%. “Nilai ekspor batu bara berkontribusi 12,59% terhadap total ekspor Januari 2024,” ujarnya.
Sementara secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia pada Januari 2024 mencapai US$ 20,52 miliar atau anjlok 8,34% dibandingkan Desember 2023. Adapun ekspor nonmigas Januari 2024 mencapai US$19,13 miliar, turun 8,54% dibanding Desember 2023, dan turun 8,20% jika dibanding ekspor nonmigas Januari 2023.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Desember 2023 adalah bahan bakar mineral sebesar US$805,9 juta atau 20,8%.
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2024 turun 3,69% dibanding bulan yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 23,54%, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 0,11%