Pertamina (Persero) melakukan perubahan jajaran direksi pada anak perusahaan dan subholding. Dalam perubahan jajaran direksi ini, Pertamina salah satunya mengangkat Chalid Said Salim sebagai Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE).

"Pergantian direksi merupakan hal biasa dalam perusahaan. Hal ini merupakan upaya penyegaran di lingkup subholding dan anak perusahaan dan diharapkan akan meningkatkan kinerja Pertamina Group," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dikutip dari siaran pers pada Rabu (21/2).

Melansir laman resmi Pertamina, Chalid Said Salim merupakan lulusan sarjana teknik pertambangan Universitas Brawijaya pada 1990. Setelah lulus dari pendidikannya, Chalid mulai membangun karirnya di Pertamina.

Pria kelahiran Palembang pada 1965 ini pernah menjabat sebagai General Manager Asset 5 – Pertamina EP pada periode 2015-2017. Sebelumnya Chalid juga pernah menjabat sebagai Limau Field Manager Asset 2, Production and Operation Pertamina EP pada 2013.

Chalid kemudian ditunjuk sebagai Direktur Produksi dan Operasi Pertamina EP pada 2017-2020. Setelah menduduki kursi direktur produksi, Chalid kemudian memegang jabatan sebagai Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sejak 2020-2023. Posisi ini menjadi jabatan perdananya sebagai direktur utama di Pertamina Group.

Penunjukkan Chalid sebagai Direktur Utama PHI ditetapkan melalui Keputusan Pemegang saham tertanggal 13 Juni 2020 tentang Pemberhentian Direksi, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Direksi.

PHI merupakan salah satu entitas perusahaan Sub Holding Upstream Pertamina, PHI mengelola aset-aset hulu migas yang berada di Regional 3 Kalimantan.

Setelah itu, dia kemudian kembali diberi tugas menjadi Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak 2023 hingga 2024. Pelantikan Chalid sebagai Dirut PHR dilakukan oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro di Jakarta, Senin (22/5/2023).

Chalid memimpin sebuah perusahaan yang didirikan 20 Desember 2018 yang bertindak sebagai operator dalam pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai dari 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.

Hingga akhirnya Chalid diangkat sebagai pimpinan PHE, mengisi kekosongan jabatan sepeninggal Wiko Migantoro yang kini ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama Pertamina.

Jumlah Kekayaan Chalid Said Salim

Melansir Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Chalid mulai mencatatkan jumlah kekayaannya sejak 2013 dengan total kekayaan mencapai Rp 5,09 miliar.

Pada Februari 2016 Chalid melaporkan kekayaannya turun menjadi Rp 3,94 miliar, lalu melonjak menjadi Rp 8,91 miliar pada 2017, Rp 10.85 miliar pada 2018, dan Rp 15,74 miliar pada 2019.

Kekayaannya mengalami pernambahan yang cukup signifikan pada 2020 saat ia mulai menjabat sebagai Direktur Utama PHI, yakni menjadi Rp 24,18 miliar. Setahun kemudian hartanya kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 27,58 miliar.

Chalid tercatat terakhir melaporkan kekayaannya pada akhir 2022, tepatnya 31 Desember 2022. Menurut data LHKPN, harta kekayaannya mencapai Rp 34,30 miliar yang terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 18,15 miliar, alat transportasi dan mesin Rp 1,5 miliar, harta bergerak lainnya Rp 2,95 miliar serta kas dan setara kas Rp 11,7 miliar.

Reporter: Mela Syaharani