PT PLN (Persero) mengatakan proyek pembangunan transmisi atau interkoneksi listrik antar pulau (tol listrik) Jawa-Sumatra dilanjutkan kembali. Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, mengatakan proyek yang sempat terhenti saat ini sedang dalam proses persiapan lelang atau tendering awal.
“Kami harapkan dalam waktu dekat bisa selesai, kami targetkan tahun ini selesai karena kami harus kerja pada 2029 hingga 2030,” kata Evy saat ditemui awak media di Jakarta dikutip pada Jumat (8/3).
Evy mengatakan, proyek ini dilanjutkan sebagai solusi karena Indonesia sudah tidak bisa lagi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU. Selain itu, sumber daya listrik bersih yang ada di Pulau Jawa diperkirakan akan habis pada 2029 hingga 2030.
“Maka dari itu harus mulai bisa transfer transmisi dari Sumatra ke Jawa perlu dibangun. Ini memerlukan waktu 7 hingga 8 tahun,” ujarnya.
Evy mengatakan, terdapat beberapa macam perusahaan yang melakukan studi untuk proyek tol listrik Jawa-Sumatra ini. Perusahaan tersebut di antaranya State Grid Corporation of China (SGCC), Hitachi ABB Power Grids, Kansai Electric Power Co. Inc., dan Électricité de France S.A.
Tidak hanya nama-nama di atas, pihaknya juga mengundang berbagai macam institusi untuk membuat studi. “Studi tersebut akan dipelajari untuk mebuat dokumen lelangnya yang mana dokumennya bisa bersifat lebih terbuka untuk semua pihak agar bisa berkompetisi,” kata dia.
Sebagai informasi, pembangunan transmisi Jawa-Sumatra ini memiliki nilai investasi mencapai US$ 6,5 miliar. Proyek ini direncanakan membentang sepanjang 1.174 km dengan panjang backbone mencapai 3.614 km dan panjang fishbone transmisi hingga 3.799 km.
Tol Listrik Jawa-Sumatra
Melansir laman Indonesia.go.id, tol listrik diartikan sebagai rencana pembangunan interkoneksi antarpulau atau juga disebut sebagai tol listrik. Pemerintah meyakini dengan pembangunan tol listrik bisa menjadi solusi dalam upaya mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Senada dengan pernyataan PLN sebelumnya, pasokan listrik bersih Jawa diprediksi akan habis atau mengalami penurunan pada 2029-2030 . Sehingga pemerintah saat ini mulai melanjutkan kembali proyek Tol Listrik Jawa-Sumatra yang sempat terhenti.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang saat itu dijabat oleh Ego Syahrial mengatakan bahwa interkoneksi antar pulau ini tidak hanya disebut sebagai tol listrik, namun juga dinamakan supergrid.
Ego Syahrial mengatakan, konsep tol listrik atau supergrid tersebut dapat menghubungkan jaringan listrik antar pulau besar di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Menurutnya, kehadiran supergrid memungkinkan setiap wilayah untuk mengimpor dan mengekspor pasokan listrik pada saat terjadi kekurangan atau kelebihan energi berbasis energi baru terbarukan (EBT).
“Wacana supergrid Nusantara merupakan solusi potensial untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan dengan menjaga sistem kelistrikan yang stabil dan aman,” kata Ego
Menurut catatan Dewan Energi Nasional pada 2021, pembangunan tol kelistrikan nusantara direncanakan memiliki total nilai investasi mencapai US$ 10,8 miliar dengan jumlah sebanyak 12 ruas a.l. Sumatra-Bangka 150 kV, Sumatra – Bengkalis 150 kV, koridor utara Jawa 500 kV.