Tingkatkan Kapasitas Produksi, Pertamina Revamp Kilang Balikpapan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Tampak area Refinery Unit V Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur.
Penulis: Mela Syaharani
8/3/2024, 13.58 WIB

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sedang melakukan proyek Turn Arround (TA) Revamp atau perawatan kilang secara berkala. Hal ini dilakukan untuk menaikkan kapasitas produksi.

General Manager PT KPI Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho mengatakan Proyek TA Revamp yang diperkirakan berlangsung selama 58 hari ini, sampai saat ini berhasil memenuhi target pengerjaannya.

“Saya secara khusus mengucapkan terima kasih, progres pelaksanaan TA Revamp ini sesuai dengan target. Kita upayakan maksimal agar selesai sesuai target,” kata Bayu dalam siaran pers yang dikutip pada Jumat (8/3).

Proyek perawatan kali ini akan dilakukan integrasi proses operasi unit kilang yang sudah ada dengan unit kilang baru yang merupakan bagian dari program pengembangan kilang RDMP Balikpapan.

Tersambungnya unit kilang tersebut akan menjadi tonggak bersejarah Kilang Balikpapan, karena Kilang Balikpapan yang tadinya memiliki kapasitas produksi 260 ribu barel per hari akan meningkat menjadi 360 ribu barel per hari.

Progres pelaksanaan TA Revamp Kilang Pertamina Unit Balikpapan sampai dengan saat ini telah mencapai sekitar 50%. Selain itu, terdapat 51 lingkup pekerjaan atau titik sambungan yang dilakukan bersama antara PT KPI Unit Balikpapan dan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).

Sebagai informasi, RDMP Balikpapan termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Produksi kilangnya untuk memenuhi permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan produk petrokimia dalam negeri.

VP Corporate Communication PT Pertamina (persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan ketika proyek Kilang Balikpapan sudah bisa beroperasi secara penuh, maka kilang ini dapat memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5. “Kami harapkan tahun ini bisa beroperasi dengan penuh,” ujarnya kepada Katadata.co.id pada Kamis (22/2).

Pertamina berharap Kilang Balikpapan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap BBM impor. Selain itu, penambahan produksi BBM, elpiji dan petrokimia domestik dapat menghemat defisit neraca perdagangan hingga US$ 2 miliar per tahun. Per Februari 2024, progres pengembangan kilang telah mencapai 88%.

Selain itu, proyek ini juga dapat membawa multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah, karena melibatkan perusahaan daerah, menyerap tenaga kerja lokal, serta TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang ditargetkan mencapai 30-35%.

Reporter: Mela Syaharani