Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sedang mempersiapkan proses onstream dari tiga proyek yang direncanakan akan mulai berproduksi pada Maret dan April tahun ini.
Manager Communication Relations & CID PHI Dony Indrawan mengatakan persiapan ini sudah dilakukan sejak Februari 2024.
“Persiapan melalui kegiatan pemasangan peralatan produksi sedang berlangsung di anjungan SWP-G, MWP-B dan MWP-BA,” katanya kepada Katadata.co.id dikutip Jumat (22/3).
Menurut paparan SKK Migas, PHM masuk daftar tiga dari lima belas proyek yang direncanakan onstream pada tahun ini. Proyek tersebut meliputi Peciko 8B dan SWGP Debottlenecking pada Maret 2024. Sementara proyek Bekapai Artificial Lift pada April mendatang.
“Ketiga proyek ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan produksi migas PHM melalui potensi tambahan produksi sekitar 15 Bcf gas dan 2,5 MMbbl minyak,” ujarnya.
Dony mengatakan pihaknya terus berupaya untuk mencapai target onstream ketiga proyek tersebut, melalui segala persiapan yang telah dilakukan. “Dengan progress pekerjaan tersebut, diharapkan proyek akan onstream sesuai rencana,” ucapnya.
Sebagai informasi, SKK Migas menargetkan 15 proyek migas onstream atau mulai berproduksi sepanjang tahun ini. Total investasi atau capital expenditure (capex) dari ke-15 proyek ini mencapai US$ 560,1 juta.
“Diharapkan akan ada produksi minyak 41.922 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebanyak 324 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD),” kata Dwi dalam konferensi pers kinerja tahun 2023 di Jakarta, Jumat (12/1).
Tidak hanya target tahun ini, Dwi menyebutkan telah berencana mengupayakan 33 proyek migas onstream atau mulai berproduksi di Indonesia mulai tahun ini hingga 2027.
“Untuk ke depan potensi apa saja yang kita perkirakan bisa mengangkat produksi migas di Indonesia baik dari sisi minyak maupun gas,” kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR yang dipantau secara daring pada Rabu (13/3).
Dwi menyebut, sambil menunggu proyek-proyek migas ini onstream, pihaknya akan terus menjaga produksi migas dengan mengandalkan sisa-sisa cadangan dari lapangan yang masih aktif sekarang.
“Memang jangka pendek mungkin saat ini kita masih bisa koret-koret (berharap pada sisa cadangan lapangan yang ada) kalau bahasa jawanya, tapi jangka panjang tentu harus ada penemuan cadangan dengan jumlah besar,” ujarnya.