DPR Pesimis Blok Masela Onstream 2029, SKK Migas: Tantangan Buat Kami

SKK Migas
Kick-off proyek Abadi LNG Blok Masela.
Penulis: Mela Syaharani
28/3/2024, 13.55 WIB

Anggota Komisi VII DPR RI merasa pesimis terhadap target produksi atau onstream dari proyek Blok atau Lapangan Abadi Masela dapat terlaksana pada 2029.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan ungkapan pesimis dari wakil rakyat ini justru menjadi tantangan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini.

“Itu bagus, menjadi tantangan bagi kami bagaimana bisa bekerja secara terintegrasi satu tim antara Inpex tentu dengan konsorsiumnya Pertamina, dan SKK Migas supaya seluruh proses perizinan tidak menjadi hambatan,” ujarnya pada Rabu (27/3).

Dwi menegaskan bahwa onstream Lapangan Abadi harus terlaksana sesuai rencana. “Iya, harus 2029,” ujarnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengatakan bahwa ada keraguan dari DPR mengenai target tersebut.

“Ada keraguan dari kami Komisi VII bahwa target onstream Blok Masela 2029 itu tidak akan tercapai. Sedangkan kita ada kepentingan yang besar di sana untuk meningkatkan produksi gas dan kondensat,” kata Maman

Keraguan ini berawal dari masalah pembebasan lahan serta permasalahan terkait proyek yang memiliki risiko sama besar baik itu dilaksanakan dengan onshore atau offshore. Maman mendorong agar proyek ini bisa dilakukan secara offshore.

“Kalau offshore enak, kita urusannya sama ikan hiu, kalau onshore urusannya dengan kepala manusia yang memiliki pikiran berbeda-beda,” ujarnya.

Oleh sebab itu Maman mengusulkan para pengelola, salah satunya Pertamina Hulu Energi untuk menggunakan fasilitas Inpex di Darwin, Australia guna mempercepat proses pengembangan offshore Lapangan Abadi.

“Ini ada dua pemanfaatan, pertama kita bisa tekan capex yang US$ 20 miliar turun mungkin setengahnya,” ucapnya.

Sebagai informasi, Inpex Masela Ltd operator proyek lapangan gas abadi Masela telah menggelar seremonial atau kick off Project Management Team (PMT) LNG Abadi Masela pada Kamis (28/12/23). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan acara ini sebagai kemajuan baru bagi proyek yang sudah ditandatangani sejak awal 2000.

“Hari ini spesial karena kita melakukan seremonial atau kick off yang menandai restart proyek strategis nasional Masela yang memiliki nilai nilai investasi mencapai US$ 20,9 miliar,” kata Dwi dalam acara kick off di kantor Inpex di Jakarta pada Kamis (28/12).

Jika dikonversi dalam rupiah, proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 324 triliun atau hampir tiga kali lipat lebih besar dibandingkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Proyek ini juga akan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah sebesar US$ 37,8 miliar atau Rp 586 triliun.

Proyek Masela ini sudah menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak September 2017. Blok Masela diperkirakan dapat menghasilkan 9,5 mtpa atau juta ton LNG per tahun, dengan gas pipa mencapai 150 MMscfd, serta 35 ribu barel kondensat per hari (bcpd).

Reporter: Mela Syaharani