Iran Serang Israel, Apa Dampaknya ke Harga Minyak?

Antara
Pesawat nirawak Iran. Foto: Antara
14/4/2024, 14.03 WIB

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Muhammad Edhie Purnawan mengatakan konflik antara Iran dan Israel berpotensi menyebabkan dampak eskalasi yang luas jika ketegangan terus berlanjut.

Salah satu yang akan terdampak adalah gangguan pada pasokan minyak. Hal ini karena Iran merupakan produsen terbesar ketiga dalam Organisasi Negara Pengekspor minyak bumi (OPEC).

“Peluang untuk deskalasi konflik relatif kecil dalam jangka pendek. Jika konflik meluas ke wilayah Iran, risiko gangguan supply minyak meningkat,” kata Edhie dalam keterangannya yang dikutip pada Minggu (14/4).

Edhie menyebut, dalam ketegangan ini Israel mungkin akan menyerang sumur minyak Iran. “Hal ini akan mengakibatkan gangguan pasokan minyak. Sementara itu, Turki dan Rusia sangat mungkin terseret dalam eskalasi konflik,” ujarnya.

Edhie menyebut konflik dua negara ini juga dapat meningkatkan harga minyak dan emas. Edhie mengatakan target pertama harga minyak akan berada di kisaran US$ 98-100/barel. 

“Target berikutnya di US$ 120-130 per barel. Dalam kondisi eskalasi konflik tak teredam, asumsi dasar harga minyak dapat mencapai US$ 110/barel,” katanya.

Tidak hanya minyak, menurut Edhie harga beberapa komoditas lain juga berpotensi naik. “Harga batu bara kemungkinan lagging (tertahan). Sementara penguatan metal seperti nikel kemungkinan besar akan lebih lambat terkait dengan oversupply,” kata dia.

Selain berdampak pada kenaikan harga, konflik ini juga memiliki dampak utama bagi indonesia.  Salah satu yang akan terdampak adalah biaya kargo dari Eropa yang melalui wilayah Timur Tengah.

“Gangguan rantai pasokan melalui Terusan Suez, beberapa produk yang terganggu seperti gandum, minyak, dan komponen produksi dari Eropa (misalnya, mesin)," katanya.

Sebelumnya, dilaporkan oleh Reuters bahwa harga minyak dunia naik sekitar 1% pada Jumat (12/4) karena ketegangan geopolitik yang terjadi Timur Tengah, terutama konflik antara Israel dengan Iran. 

Minyak mentah Brent bahkan ditutup naik 71 sen menjadi US$ 90,45 per barel. Sementara minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) naik 64 sen menjadi US$ 85,66 per barel. 

"Fokus utama pasar saat ini bagaimana sikap Iran, apakah akan membalas Israel di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat kejadian-kejadian di Timur Tengah yang mendukung harga minyak," kata Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow dikutip dari Reuters pada Sabtu (13/4).

Reporter: Mela Syaharani