Shell Indonesia berencana menutup operasi sembilan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Medan, Sumatera Utara. Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea mengatakan hal ini dilakukan sebagai wujud pelaksanaan strategi Shell secara global.
“Untuk menciptakan nilai lebih dengan emisi yang lebih rendah melalui pengembangan solusi energi rendah karbon dan berfokus pada disiplin, penyederhanaan serta kinerja bisnis, Shell akan menghentikan kegiatan operasi sembilan SPBU di Medan, Sumatera Utara,” kata Susi kepada Katadata.co.id pada Selasa (16/4).
Shell mengatakan Indonesia merupakan pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas Shell. Sebagai informasi, menurut catatan Shell jumlah SPBU Shell per Januari 2024 mencapai sembilan lokasi. Shell menyebut penutupan sembilan SPBU ini akan dilakukan pada 2024.
Sebelumnya diberitakan bahwa raksasa minyak dunia, Shell, berencana menutup 1.000 lokasi SPBU atau gas station miliknya di seluruh dunia selama dua tahun ke depan. Sebagai gantinya Shell akan fokus meningkatkan jumlah stasiun pengisian daya kendaraan listrik atau ev charging station.
“Kami meningkatkan jaringan ritel kami, dengan memperluas penawaran pengisian daya dan kenyamanan kendaraan listrik, sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan pelanggan,” kata Shell dalam strategi transisi energi terbarunya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (26/3).
“Secara total, kami berencana untuk mendivestasi sekitar 500 lokasi milik Shell (termasuk perusahaan patungan) setiap tahun pada tahun 2024 dan 2025,” kata Shell.
Perusahaan besar yang bermarkas di London ini mengatakan mereka akan fokus pada pengisi daya umum, meningkatkan jumlahnya menjadi 200.000 lokasi pada akhir dekade ini dari sebanyak 54.000 lokasi yang ada pada saat ini.
Perusahaan akan meluncurkan teknologi ini di Cina, lokasi di mana Shell mengoperasikan lebih dari separuh stasiun pengisian ulang baterai yang ada saat ini, dan di Eropa yang permintaannya meningkat pesat.
Beberapa waktu lalu Shell memperbarui strategi transisi energinya, dengan melemahkan target pengurangan emisi karbon untuk dekade mendatang, sambil tetap berpegang pada komitmen net-zero pada 2050.
Perusahaan juga memperkenalkan target baru untuk mengurangi emisi pelanggan dari penggunaan produk minyaknya sebesar 15% hingga 20% pada 2030, dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2021.
Sebagian besar produk minyak yang dijual Shell digunakan di sektor transportasi. Perusahaan memperkirakan bahwa sebanyak 20% dari produk tersebut digunakan untuk barang-barang non-energi seperti pelumas dan bahan kimia yang tidak menimbulkan emisi bagi pelanggan karena tidak terbakar.