Akhiri Tren Penurunan, Harga Nikel Acuan April 2024 Naik 8,7%

Dokumentasi perseroan
Petugas menunjukkan produk nikel mixed hydroxide precipitate (MHP) di Harita Nickel.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
23/4/2024, 12.21 WIB

Harga nikel acuan Indonesia pada April 2024 naik 8,7% menjadi US$ 17.424,52 per ton metrik kering (dmt). Angka ini mengakhiri tren penurunan sejak Juni 2023. 

Meskipun mengalami kenaikan, namun harga nikel acuan April 2024 masih lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang mencapai US$ 17.653,33 per dmt.

Pemerintah menetapkan harga komoditas tambang itu melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Senin (22/4). Selain nikel, Kementerian ESDM juga menetapkan harga acuan untuk komoditas mineral lainnya, berikut rinciannya:

  • Timbal: US$ 2.089,40 per dmt
  • Seng: US$ 2.433,93 per dmt
  • Alumunium: US$ 2.187,05 per dmt
  • Tembaga: US$ 8.544,57 per dmt
  • Emas sebagai mineral ikutan: US$ 2.102,25 per troy ounce
  • Perak sebagai mineral ikutan: US$ 23,68 per troy ounce
  • Mangan: US$ 3,52 per dmt
  • Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: US$ 1,71 per dmt
  • Bijih Krom: US$ 6,37 per dmt
  • Konsentrat Ilmenit: US$ 7,52 per dmt
  • Konsentrat Titanium: US$ 12,21 per dmt

Harga Nikel Global Melonjak

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor nikel pada Maret 2024 mengalami peningkatan 7,20% dibandingkan dengan Februari 2024. “Tapi kalau kita bandingkan dengan Maret 2023, maka nilainya mengalami penurunan sebesar 16,16%,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS kemarin.

Sebagai informasi, harga nikel pada awal perdagangan kemarin Senin (22/4) mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan rencana pemerintah Cina yang ingin meningkatkan pembelian untuk menambah persediaan. Rencana ini  memicu kekhawatiran pasar akan terjadi pengetatan pasokan. 

Harga nikel untuk tiga bulan pada London Metal Exchange (LME) pada 02.00 GMT naik 0,8% menjadi US$ 19.740 per ton. Harga tersebut tercatat naik 8,6% dibandingkan minggu sebelumnya. 

Untuk kontrak pengiriman Juni melonjak 6% menjadi US$ 20.389,68 per ton atau 147.660 yuan, menjadi level tertinggi sejak Oktober 2023. Sebagai informasi, kontrak pengiriman Juni merupakan harga yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE).

"Lonjakan harga nikel didorong oleh rencana penimbunan stok oleh Cina. Administrasi Cadangan Pangan dan Strategis Nasional berencana membeli nikel pig iron, bahan baku utama untuk stainless steel (baja nirkarat)," kata sumber pelaku industri seperti dikutip dari Reuters.

Kenaikan harga nikel juga didorong larangan impor logam dari Rusia oleh Amerika Serikat dan Inggris. Padahal Rusia merupakan salah satu pemasok utama untuk nikel dan aluminium sehingga hal ini juga meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan global.

Reporter: Mela Syaharani