SKK Migas melaporkan realisasi produksi atau lifting minyak nasional pada April 2024 mencapai 581 ribu barel per hari (bph). Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan angka ini sudah menunjukkan tren peningkatan produksi minyak nasional.
“Kami mengharapkan dukungan para pemangku kepentingan yang terkait, agar seluruh program seperti reaktivasi sumur, pemboran, well service dan lainnya bisa dilaksanakan semuanya, sehingga tren produksi yang naik lagi bisa dipertahankan sehingga di akhir tahun ini produksi minyak lebih tinggi lagi dari saat ini,” kata Hudi melalui siaran pers, Rabu (24/4).
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Kementerian ESDM pada awal bulan ini capaian lifting minyak pada kuartal I 2024 mencapai 563 ribu bph. Jika dibandingkan dengan realisasi April, menandakan adanya peningkatan produksi sebanyak 18 ribu bph atau 3% dibandingkan kuartal I kemarin.
Guna mendorong tambahan produksi migas, saat ini SKK Migas sedang melakukan akselerasi penyelesaian proyek-proyek hulu migas yang pada 2024 ditargetkan dapat diselesaikan 15 proyek hulu migas.
Proyek-proyek ini akan memberikan tambahan produksi minyak sebesar 46.837 barel minyak per hari (BOPD) dan tambahan produksi gas sebesar 351 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 192 MT/D LPG.
“Kami optimis dengan investasi yang terus meningkat sejak 2021 hingga saat ini, serta semakin masifnya berbagai program serta keberhasilan menjaga fasilitas produksi beroperasi secara optimal, serta selesainya proyek-proyek hulu migas, maka upaya mendorong peningkatan produksi minyak dan gas dapat terwujud,” ujarnya.
Untuk mendukung keberlanjutan industri hulu migas dalam jangka panjang, Hudi menginformasikan bahwa SKK Migas sedang mendorong akselerasi dari setiap penemuan agar dapat segera diproduksikan, termasuk giant discovery di North Ganal dan Layaran-1.
“Ini adalah upaya kami yang tidak hanya mengejar target jangka pendek, tetapi juga memastikan kontribusi industri hulu migas dalam jangka panjang untuk mendukung ketahanan energi dan pembangunan nasional”, ucap Hudi.
Terkait capaian lifting kuartal I 2024, Kementerian ESDM melaporkan angkanya turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal I, lifting minyak tercatat mencapai 563 ribu barel per hari (bph), atau turun 8% dibandingkan tahun lalu 613,7 ribu bph. Sementara lifting gas sebesar 5.075 mmscfd, turun 6% dibandingkan capaian pada periode yang sama 2023 sebesar 5.399 mmscfd.
“Capaian lifting minyak 563 ribu bph, 88,5% dari target APBN sebesar 635 ribu bph. Sedangkan capaian lifting gas sebesar 5.075 mmscfd atau 87,7% dari target APBN sebesar 5.784 mmscfd,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta pada Jumat (4/5).
“Untuk menjaga produktivitas migas nasional, satu yang harus diperhatikan dalam mengawal proyek-proyek strategis nasional agar bisa menghasilkan produk secara optimal dan tepat waktu,” ujarnya.
Sebab menurut Arifin ketepatan waktu realisasi onstream proyek migas berpengaruh besar terhadap kinerja produksinya. “Kemunduran realisasi proyek akan mengakibatkan target produksi tidak tercapai dan biaya yang tidak terkendali,” ucapnya.
Selain itu, Arifin juga mendorong SKK Migas untuk mencari jalan keluar agar rencana kerja hulu migas dapat terlaksana dengan optimal. “SKK Migas juga mendorong agar kegiatan eksplorasi dapat dilakukan secara masif demi keberlanjutan operasi hulu migas,” kata dia.
Arifin juga meminta SKK Migas untuk membuat perencanaan secara matang terkait penemuan migas baru. “Pada saat yang sama SKK Migas harus membuat perencanaan matang agar temuan cadangan di lapangan-lapangan migas baru agar segera diproduksikan,” ujar Arifin.