BPH Migas mencatat bahwa hingga April 2024 konsumsi BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite telah melampaui seperempat kuota yang dianggarkan.
“Konsumsi Pertalite 30,32%, sementara Solar 28,84%,” kata Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman, kepada Katadata.co.id pada Senin (29/4).
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan alokasi kuota BBM bersubsidi pada 2024, dengan rincian Pertalite sebanyak 31,7 juta kiloliter (KL), sementara kuota Solar mencapai 19 juta KL.
Jika mengacu pada data yang disebutkan Saleh dan jumlah kuota 2024, maka hingga April ini jumlah konsumsi Pertalite telah mencapai 9,6 juta KL atau 30,32%. Tersisa kuota sebesar 69,68% atau 22 juta KL hingga akhir tahun.
Sementara untuk Solar, hingga April total konsumsinya mencapai 4,9 juta KL atau 28,84%. Hingga akhir tahun, kuota BBM subsidi solar mencapai 12,1 juta KL atau 71,16%.
Sebagai informasi, angka kuota Pertalite tahun ini turun jika dibandingkan 2023 sebesar 32,56 juta KL. Sementara Solar jumlahnya justru meningkat, sebab 2023 hanya 17 juta KL.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menjelaskan, kuota solar naik sebanyak 2 juta KL atau 11% dibandingkan tahun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan solar yang meningkat karena ada momentum pemilihan umum atau pemilu.
“Namun, kami memantau agar pertumbuhan konsumsi solar jelang pemilu tidak terlalu tinggi, kami prediksi tidak terlalu melonjak dengan pengendalian di lapangan,” kata Erika dalam konferensi pers di Bogor pada Sabtu (30/12/2023).
Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah sebelumnya menyepakati alokasi subsidi energi tahun 2024 sebesar Rp 189,1 triliun, membengkak dari usulan awal dalam RAPBN 2024 sebesar Rp 185,8 triliun. Alokasi tersebut terdiri dari subsidi BBM tertentu dan LPG 3 kg sebesar Rp 113 triliun dan subsidi listrik Rp 75,8 triliun.
Kemudian terkait realisasi konsumsi 2023, BPH Migas melaporkan konsumsi BBM bersubsidi solar sepanjang 2023 melampaui kuota yang telah ditetapkan pemerintah. Sedangkan konsumsi Pertalite di bawah kuota.
Erika mengatakan realisasi konsumsi solar hingga 31 Desember 2023 mencapai 17,5 juta kiloliter (KL) atau 103,37% dari kuota. “Untuk Pertalite realisasi mencapai 30 juta KL atau 92,24% dari kuota,” ujarnya dalam konferensi pers penutupan posko Nataru sektor ESDM di Jakarta pada Senin (8/1).