ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengebor sumur B-13 pada Sabtu (27/4) pukul 03.00 dini hari. Ini merupakan pemboran sumur pertama dalam kegiatan pemboran Banyu Urip Infill Clastic di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur.
Kegiatan pemboran sumur Banyu Urip Infill Clastic dilakukan dalam beberapa tahun ke depan yang terdiri dari lima sumur infill Carbonate dan dua sumur infill Clastic.
Sumur pertama B13 berada di antara sumur eksisting lapangan Banyu Urip Bojonegoro dan dibor directional menggunakan rig PDSI-40.3 dengan rencana kedalaman akhir sumur 6527 ftMD selama 50 hari kedepan.
Setelah pemboran B13 akan dilanjutkan dengan sumur B12. Kedua sumur tersebut akan langsung diproduksikan melalui tie in ke fasilitas produksi Banyu Urip. Selanjutnya akan diikuti oleh pengeboran tiga sumur infill Carbonate dan dua sumur infill Clastic di well pad yang berbeda.
Kegiatan pemboran Banyu Urip terutama dari sumur Infill Clastic diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak secara nasional dan kontribusinya dapat mendukung produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030.
Kepala Divisi pengeboran dan perawatan sumur, Surya Widyantoro mengatakan SKK Migas akan terus mengawal setiap upaya peningkatan produksi migas dan mencari sumur-sumur baru atau existing guna meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.
“Pemboran sumur baru dan perawatan sumur eksisting di tahun 2024 akan gencar dilakukan KKKS dengan pengawasan SKK Migas,” kata Surya dalam siaran pers, dikutip Senin (29/4). “Dari pemboran ini diharapkan menambah potensi cadangan minyak baru dari struktur sumur B-13.”
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan pada 2024 ini kegiatan pemboran sumur eksplorasi akan terus lakukan secara masif oleh KKKS, salah satunya adalah yang dilakukan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
“Pemboran dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan giant discovery dan mengejar target 1 Juta BOPD dan 12 MMSCFD Gas di tahun 2030,“ kata Hudi.
Menurut Hudi, Penemuan giant discovery yang diharapkan dapat mendorong minat investor untuk menggarap potensi hulu migas di Indonesia yang masih menjanjikan.
Sebagai informasi, Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya telah meresmikan kegiatan tajak sumur infill dan clastic Banyu Urip di Blok Cepu Bojonegoro Jawa Timur pada Jumat (3/1). Peresmian ini dilakukan dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur.
“Gayung bersambung dan saat ini direncanakan ada 7 pemboran, jika dibandingkan 8 tahun lalu tidak ada sama sekali pemboran. Harapannya, lapangan Clastic memiliki potensi yang sama dengan lapangan Carbonat yang memiliki potensi hingga 1 miliar barel,” kata Arifin dalam siaran pers yang dikutip pada Jumat (3/1).
Kegiatan pemboran ini dilakukan di antara sumur produksi existing yang ada di lapangan Banyu Urip untuk mengambil minyak yang tidak bisa diambil oleh sumur sebelumnya sekaligus untuk membuktikan cadangan reservoir clastics (reservoir batu pasir).
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah produksi lapangan Banyu Urip sebesar 42 juta barel sehingga dapat meningkatkan produksi minyak di lapangan Banyu Urip yang saat ini berkontribusi sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional.
Arifin mengharapkan dari kegiatan pemboran sumur infill dan clastic akan ada tambahan 20.000 hingga 30.000 barel per hari sehingga bisa menahan laju penurunan produksi, serta kedepannya diharapkan lapangan Clastic menghasilkan yang sama dengan lapangan Carbonat.
“Kami bangga dapat terus melanjutkan kerjasama dengan Exxon, sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pengalaman dan teknologi yang mumpuni. Kami terus bekerja sama termasuk carbon capture dan rencana investasi Exxon lainnya di Indonesia. Kami berharap banyak dengan output semaksimal mungkin lapangan Cepu,” kata Arifin.