Kementerian ESDM akan meneliti wilayah yang berpotensi mengandung litium di Sulawesi Barat. Ini merupakan rencana lanjutan setelah Kementerian ESDM merampungkan penelitian potensi litium di Bledug Kuwu, Jawa Tengah.
“Bledug Kuwu itu baru, tapi sumber-sumber lain kan ada sebenarnya. Kayak di Sulawesi Barat, itu mungkin berikutnya,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (17/5).
Irwandy menambahkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan litium di wilayah yang dituju dengan melakukan eksplorasi.
Litium merupakan logam alkali lunak berwarna putih keperakan dengan nomor atom 3. Logam ini dikenal karena karakteristiknya yang unik seperti sebagai logam paling ringan, memiliki potensial elektrokimia tertinggi, dan sangat reaktif dengan air.
Litium sangat penting dalam upaya mencapai netralitas karbon. Logam tersebut merupakan unsur penting dalam produksi baterai litium-ion untuk kendaraan listrik, dan baterai surya.
Badan Geologi Kementerian ESDM akan mengusulkan konsesi wilayah izin usaha pertambangan atau WIUP mineral logam tanah jarang di Mamuju, Sulawesi Barat. Pengajuan WIUP bertujuan untuk melancarkan proses eksplorasi awal dan eksplorasi rinci potensi logam tanah jarang di daerah tersebut.
Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Hariyanto mengatakan sejauh ini belum ada satupun WIUP untuk pengembangan logam tanah jarang. "Hal yang kami temukan dan berpotensi untuk diusahakan pengembangannya adalah di Sulawesi, yaitu di daerah Mamuju," ujar Hariyanto.
Terkait Bledug Kuwu, Irwandy mengatakan Kementerian ESDM telah menjalin kerja sama dengan perusahaan Eramet untuk penyelidikannya. “Sejauh ini sudah kerjasama dengan Eramet. Tapi sementara untuk Bledug Kuwu,” ujarnya.
Irwandy mengatakan potensi litium di Bledug Kuwu berasal dari geotermal di sana. “Ini kan sebuah usaha, kalau dapat ya Alhamdulillah,” ucapnya.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Badan Geologi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Eramet grup, perusahaan pertambangan metalurgi asal Prancis. Kerja sama dilakukan untuk studi mineral kritis di Jakarta pada Senin (6/5).
Irwandy Arif mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia. Menurut dia Kementerian ESDM menyambut baik kesempatan kerja sama dengan Eramet di Indonesia.
“Studi bersama mengenai mineral-mineral kritis, terutama soal potensi cadangan litium di daerah yang belum dikembangkan di Indonesia, belum pernah dilakukan sebelumnya.” kata Irwandy dalam siaran pers, dikutip Selasa (7/5).
Kemitraan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Perancis dan Indonesia dalam bidang energi dan sumber daya mineral yang ditandatangani pada tahun 2011. Kemitraan mencakup studi bersama mengenai mineral-mineral kritis di Indonesia, termasuk studi terkait potensi sumber daya litium.