Pemerintah menurunkan lagi target lifting migas melalui Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025. Lifting ditargetkan 580-601 ribu barel per hari (bph), di bawah target tahun ini sebesar 635 ribu bph.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan bahwa target lifting minyak bumi 2025 sulit dicapai meski sudah lebih rendah dibandingkan target tahun ini.
“Kalau melihat historis, khusus untuk minyak itu selalu di bawah target APBN. Saya meyakini, ini juga akan di bawah target,” kata Fahmy kepada Katadata.co.id pada Selasa (21/5).
Menurut Fahmy, melihat kinerja produksi minyak dalam negeri yang terus menyusut sehingga target lifting minyak bumi Indonesia dinilai kurang realistis. Apalagi menurut Fahmy dengan kondisi investor-investor besar sudah meninggalkan Indonesia sehingga kesulitan untuk eksplorasi minyak bumi.
“Saya kira target lifting 500 ribu barel per hari saja masih susah untuk dicapai. Terlebih dengan lokasi sumber daya yang sulit dan membutuhkan teknologi canggih dan investasi yang besar. Dan itu bisa dilakukan hanya oleh investor asing yang besar,” ujarnya.
Kendati demikian, Fahmy masih optimis dengan KEM PPKF tersebut target untuk lifting atau produksi gas masih dapat dicapai. “Karena menurut saya di masa yang akan datang produksi gas kita masih cukup besar sehingga targetnya dapat dicapai,” ucapnya.
Seperti yang disebut sebelumnya, KEM PPKF 2025 telah menargetkan angka lifting migas tahun depan, yakni minyak sebesar 580-601 ribu barel per hari dan gas 1.004-1.047 ribu barel setara minyak per hari.
“Dengan mencermati tensi geopolitik yang saat ini masih berlanjut maka lifting minyak bumi 580 ribu sampai 601 ribu barel per hari dan lifting gas 1.004-1.047 ribu barel setara minyak per hari,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pidatonya saat Rapat Paripurna DPR RI pada Senin (20/5).
Tidak hanya lifting migas, dalam KEM PPKF Sri Mulyani memperkirakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) akan berkisar pada harga US$ 75-85 per barel di tahun 2025. Berikut rincian asumsi dasar ekonomi makro:
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,1-5,5%
- Yield SBN 10 Tahun: 6,9-7,3%
- Nilai Tukar Rupiah: Rp 15.300-16.000/dolar
- Inflasi: 1,5-3,5%
- Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP): US$ 75-85/barel
- Lifting minyak: 580-601 ribu barel per hari
- Lifting gas: 1.003-1.047 ribu barel setara minyak per hari