Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Mei 2024 turun 8,94% atau US$ 7,83 per barel menjadi US$ 79,78 per barel. Harganya pada April lalu di level US$ 87,61 per barel.
“Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain dipengaruhi oleh berkurangnya risiko geopolitik, seiring memudarnya kekhawatiran konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan tidak terganggunya pasokan minyak mentah global,” tulis Kementerian ESDM, dikutip Selasa (4/6).
Selain faktor diatas, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menyebut harga minyak juga dipengaruhi oleh tingginya suku bunga dan inflasi yang menekan permintaan konsumen dan industri, terutama di Eropa. Di saat yang sama pasokan meningkat dari produsen minyak yang bukan negara anggota organisasi pengekspor minyak dunia atau OPEC, seperti Amerika Serikat.
“OPEC merevisi turun proyeksi peningkatan minyak dunia kuartal dua 2024 pada publikasi Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Untuk kuartal dua 2024 sebesar menjadi 103,75 juta bph,” tulis Tim Harga tersebut.
Tidak hanya itu, Tim Harga menulis faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Mei 2024 adalah akibat ketidakpastian perekonomian AS. Hal ini dipicu oleh penundaan penurunan tingkat suku bunga sentral negara tersebut, The Federal Reserve (The Fed), untuk meredam inflasi.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi AS dan berpotensi menurunkan permintaan minyak mentahnya.
Selain itu, ada dua hal yang turut memengaruhi terkait pasokan minyak dunia. Pertama, proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) akan terjadi peningkatan pasokan minyak dunia 2024 sebesar 580 ribu barel per hari (bph) menjadi 102,7 juta bph. Kedua, OPEC melaporkan realisasi produksi minyak mentah AS mengalami peningkatan sebesar 600 ribu bph menjadi 13,2 juta bph.
Kekhawatiran pasar akan keseimbangan permintaan dan pasokan menyusul rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gas oil di musim panas. Langkah ini juga menjadi penyebab penurunan harga minyak mentah pada awal Mei ini.
“Faktor lainnya adalah menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya, khususnya euro dan poundsterling, dengan peningkatan masing-masing sebesar 1,4% dan 2,5%,” ujar Tim Harga.
Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses oleh sejumlah kilang di Asia. Seiring merosotnya marjin penjualan diesel akibat peningkatan pasokan produk dari kilang-kilang baru, dan cuaca yang sejuk di belahan bumi bagian utara.
Selain itu, ada pula faktor penurunan crude oil throughput Korea Selatan akibat kebakaran di kilang Daesan sebesar 3,6% dan penurunan crude oil throughput Singapura akibat aktifitas perawatan di kilang-kilang milik ExxonMobil sebesar 7,3%, bila dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya.
“Kemudian, terdapat penurunan konsumsi minyak di Cina selama April 2024 sebesar 4,41% menjadi 16,51 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya, seiring peningkatan penggunaan kendaraan listrik,” ucap Tim Harga.
Berikut perkembangan harga minyak mentah utama Mei 2024 dibandingkan April 2024 adalah sebagai berikut:
- Dated Brent turun sebesar US$ 8,10 per barel dari US$ 90,15 per barel menjadi US$ 82,05 per barel.
- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 5,77 per barel dari US$ 84,39 per barel menjadi US$ 78,62 per barel.
- Brent (ICE) turun sebesar US$ 6,00 per barel dari US$ 89,00 per barel menjadi US$ 83,00 per barel.
- Basket OPEC turun sebesar US$ 5,46 per barel dari US$ 89,12 per barel menjadi US$ 83,66 per barel.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$ 7,83 per barel dari US$ 87,61 per barel menjadi US$ 79,78 per barel.