RI Berpotensi Jadi Penghasil Katoda Tembaga Terbesar Keempat Dunia

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/tom.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (9/11/2023).
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
21/6/2024, 19.17 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan Indonesia berpotensi menjadi penghasil katoda tembaga terbesar keempat dunia pada tahun depan. 

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan proyeksi tersebut sejalan dengan rencana negara ini menjadi produsen baterai dan kendaraan listrik. Katoda tembaga merupakan salah satu mineral kritis bahan baku kedua produk tersebut. 

"Kalau kita menjadi produsen nomor empat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk pengembangan industri strategis tersebut," katanya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/6).

Indonesia mematok target produksi kendaraan listrik sebanyak 400 ribu unit pada 2025. Target ini akan terus bertambah di tahun berikutnya. Kebutuhan katoda tembga pun semakin besar.

Terkait proyeksi menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat di dunia pada 2025, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyebut hal ini menguntungkan bagi Indonesia. “Sebab permintaan tembaga sedang tinggi saat ini,” katanya kemarin.

Indonesia dapat mengisi posisi tersebut hanya dengan dua perusahaan saja, yakni PTFI dan Amman Mineral. Masing-masing perusahaan sedang mengembangkan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) tembaga.

Melalui pengoperasian penuh kedua smelter tersebut, Indonesia dapat bergabung dengan Cina, Chili, Kongo, Jepang, dan Rusia dalam jajaran penghasil katoda tembaga terbesar di dunia.

Tony menyebut permintaan tembaga akan semakin tinggi. Kondisi ini sejalan dengan kebutuhan pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan. Untuk pembangkit listrik tenaga air membutuhkan 1,5 ton tembaga per megawatt, sedangkan tenaga surya memerlukan empat ton tembaga per megawatt. 

“Untuk kendaraan listrik membutuhkan empat kali lipat lebih banyak tembaga daripada kendaraan konvensional. Jadi memang potensi tembaga ini akan sangat bagus kedepannya,” ujarnya.

Berikut daftar lima penghasil katoda tembaga terbesar di dunia pada 2023:

  • Cina sebanyak 12 juta ton tembaga
  • Chile sebanyak 2 juta ton tembaga
  • Kongo sebanyak 1,9 juta ton tembaga
  • Jepang sebanyak 1,5 juta ton tembaga
  • Rusia sebanyak 1 juta ton tembaga
Reporter: Mela Syaharani