PT Pertamina (Persero) mampu mencetak kinerja positif di hampir seluruh lini bisnisnya sepanjang tahun 2023. Pencapaian tersebut ditopang oleh dua terobosan yang dilakukan, yaitu transformasi digital dan inovasi riset teknologi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan Pertamina bisa mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi berkat digitalisasi. "Kami sudah mulai menggunakan AI (Artificial Intelligence / Kecerdasan Buatan) untuk mengolah dan analisa data secara lebih cepat,” katanya saat pertemuan dengan para pemimpin redaksi sejumlah media massa nasional di Bali, Sabtu lalu (22/6). Alhasil, pengambilan keputusan di Pertamina bisa dilakukan dengan akurat.
Selain itu, Pertamina terus mengembangkan riset dan teknologi untuk meningkatkan produk bernilai tinggi. Pertamina menguasai 24 persen sektor hulu dengan kontribusi terhadap produksi minyak 69 persen dan gas 34 persen. Pengelolaan ribuan sumur dilakukan dengan digitalisasi dan sudah terkoneksi hingga ke hilir.
Tahun 2023, Subholding Upstream Pertamina bisa meningkatkan produksi migas sebesar 8 persen. Selain itu, Pertamina terus meningkatkan cadangan migas baru, baik dari blok migas eksisting maupun blok migas baru.
“Ini luar biasa, untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina melakukan pengeboran 800-an sumur baru. Karena itu, 62 persen investasi Pertamina dilakukan di upstream, " kata Nicke.
Sektor pengolahan lewat Subholding Refining & Petrochemical Pertamina juga mencetak kinerja positif. Produktivitas kilang dengan kapasitas 1,025 juta barel per hari dan berjalan tanpa pemberhentian operasi yang tidak direncanakan (Unplanned Shutdown) sepanjang tahun lalu.
"Ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, tapi proses selama lima tahun di mana Pertamina telah melakukan revamping kilang, " kata Nicke.
Pertamina juga menjalankan sembilan proyek peningkatan produktivitas, efisiensi energi dan menambah kapasitas kilang.
Di hilir, dengan digitalisasi Subholding Commercial & Trading, Pertamina mampu mengendalikan kuota BBM dan LPG bersubsidi dan meningkatkan penjualan BBM Non-subsidi sebesar 2 persen yang sebagian besar adalah industri. "Artinya ini produktif mendorong industri untuk tumbuh lebih baik.”
Untuk bisnis pengangkutan lewat Subholding Integrated Marine & Logistic, Pertamina mengoperasikan 760 kapal dengan terus melakukan ekspansi bisnis internasional. Saat ini, melalui Pertamina International Shipping, Pertamina memiliki 50 rute pelayaran internasional. Pada tahun 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta KL, naik 3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kinerja pengembangan bisnis oleh Subholding Gas juga menunjukkan hasil positif. Tahun 2023 volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat 3 persen dari tahun sebelumnya.
Nicke menyatakan, gas menjadi andalan Pertamina untuk melakukan transisi energi. Adapun, pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia. "Kunci transisi energi ada di gas karena menjadi perantara dari fuel menuju renewable energy."
Sedangkan melalui Subholding Power & NRE, Pertamina berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17 persen menjadi 5.452 GWh. Tahun lalu Pertamina NRE menyelesaikan proyek gas yang diintegrasikan dengan regasifikasi terbesar se-Asia Tenggara, yakni PLTGU Jawa 1 sebanyak 2 unit. Kapasitasnya masing-masing 880 MW.
Nicke pun menyatakan, pencapaian kinerja Pertamina tersebut telah mendapat pengakuan global. Salah satu yang terbaru, Pertamina tercatat sebagai perusahaan terbesar ketiga se-Asia Tenggara versi Fortune 500 South East Asia.