Raksasa energi Italia, Eni, dilaporkan akan menjual aset hulu migas globalnya dengan nilai total US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 70 triliun. Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa aset-aset Eni di Indonesia dan Siprus menjadi target potensial penjualan ini.
Eni mulai beroperasi di Indonesia pada 2001 di bidang eksplorasi, produksi, dan pengembangan migas baik onshore maupun offshore. Mengutip dari laman Eni.com, saat ini Eni memiliki 12 kontrak bagi hasil produksi (production sharing contract/PSC) di Indonesia, 9 di antaranya merupakan proyek laut dalam.
Total produksi gas tahunan Eni di Indonesia mencapai 149 miliar kaki kubik (bcf) dan 29 juta barel setara minyak (mmboe). Proyek-proyek yang dioperasikan Eni di Indonesia antara lain Lapangan Merakes di Wilayah Kerja (WK) Sepinggan, Lapangan Jangkrik di WK Muara Bakau, Lapangan Maha-2 di WK West Ganal, proyek Indonesian Deepwater Development, dan Geng North.
Lapangan Merakes
Lapangan Merakes adalah proyek gas alam di Cekungan Kutai, di wilayah kerja East Sepinggan, dengan total investasi US$ 1,3 miliar. Proyek ini mulai onstream pada April 2021 dan akan mengalirkan gas 368 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) pada puncak produksinya.
Lapangan Merakes yang terletak di 35 km Tenggara dari Floating Production Unit (FPU) Jangkrik, memungkinkan ENI dapat memaksimalkan sinergi dan meningkatkan ekonomi lapangan dengan infrastruktur terdekat.
Sebagian dari produksi lapangan Merakes dikirim ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Senipah, dan sebagian disalurkan untuk diproses di kilang LNG Bontang yang memasok LNG ke pasar domestik maupun ekspor.
Lapangan Jangkrik
Lapangan Jangkrik di Blok Muara Bakau dikelola Eni melalui Eni Muara Bakau BV dengan hak partisipasi sebesar 55%, bersama GDF SUEZ Exploration Indonesia BV dengan 33,334%, dan PT Saka Energi Muara Bakau dengan hak PI 11,666%.
Lapangan Jangkrik mulai memproduksi gas bumi pada 15 Mei 2017 dari 12 sumur. Pada pertengahan 2018, produksi lapangan ini telah mencapai 670 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd), jauh di atas target 450 mmscfd.
Gas dari Lapangan Jangkrik diolah di Floating Processing Unit (FPU) Jangkrik dan disalurkan melalui pipa ke Onshore Receiving Facility (ORF) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Dari sana, gas dikirim melalui pipa ke pembeli dalam negeri dan kilang LNG Badak di Bontang.
Lapangan Maha-2
Cadangan migas di Lapangan Maha-2 ditemukan Eni West Ganal Ltd melalui pengeboran sumur appraisal Maha-2. Pengeboran sumur di lapangan ini dilaksanakan pada 2021, kemudian rencana pengembangan ditargetkan pada kuartal II atau III 2022, dengan target onstream 2024.
Di Lapangan Maha-2 yang masuk dalam Wilayah Kerja West Ganal di lepas pantai Kalimantan, Eni berhasil menemukan 43 meter lapisan pasir bersih gas dengan karakteristik reservoir yang sangat baik di tingkat Zaman Pliosen.
Uji produksi yang terbatas oleh fasilitas permukaan mencatat gas deliverability yang sangat baik dari reservoir yang mengalir pada clean up flow 33,9 MMSCFD Choke Position : 96/64 inci.
Eni merupakan operator Blok West Ganal melalui afiliasinya, Eni West Ganal Limited, yang memegang 40% participating interest, sementara Neptune West Ganal BV dan PT Pertamina Hulu West Ganal masing-masing memegang 30%. Eni telah beroperasi di Indonesia sejak 2001.
Proyek Indonesia Deepwater Development
Indonesia Deepwater Development atau lebih dikenal dengan nama IDD merupakan proyek laut dalam yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company. Namun Chevron memutuskan bahwa proyek ini tidak dapat bersaing dalam portofolio globalnya.
Pada pertengahan 2023 Eni resmi mengambil alih proyek ini dari Chevron dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 82%. Penandatanganan jual beli saham disepakati oleh Chevron Makassar Limited, Chevron Ganal Limited, dan Chevron Rapak Limited, dengan Eni Lasmo.
Proyek IDD adalah proyek terintegrasi dari beberapa lapangan dan wilayah kerja di laut dalam Kutai Basin, dengan kedalaman mencapai 1.000-2.000 meter di bawah permukaan laut yakni PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait, dan Muara Bakau.
Terdapat lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD ini yakni Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gandang.
Pada Rabu (19/6), Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa pemerintah telah menyetujui rencana pengembangan (plan of development) proyek IDD, dengan target onstream pada 2027.
Investasi pengembangan proyek IDD ini dibagi dua. Pertama untuk IDD bagian selatan yakni Gendalo-Gandang, dengan total investasi US$ 3,4 miliar; dan IDD bagian utara yang membentang dari Gehem hingga Geng North senilai US$ 11,4 miliar.
Temuan Gas Jumbo Geng North
Pada Oktober 2023, Eni menyampaikan temuan cadangan gas jumbo di Wilayah Kerja (WK) North Ganal, Kalimantan Timur, dengan perkiraan awal gas di lokasi mencapai 5 triliun kaki kubik (tcf) dan kondensat mencapai 400 Mbbls.
Penemuan tersebut disampaikan oleh Head of Regional and Far East ENI saat bertemu dengan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada ajang Abu Dhabi International Petroleum and Conference atau ADIPEC pada Minggu, (1/10).
Dengan perkiraan awal discovered resources sebesar kurang lebih 609 MMBOE (recoverable), besaran angka itu menjadikan temuan di sumur Geng North – 1 menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia pada 2023.
Eni mencatat temuan cadangan gas itu berasal dari kegiatan pengeboran sumur eksplorasi Geng North-1 pada kedalaman 5.025 meter dan kedalaman air hingga 1.947 meter, tempat penemuan cadagan gas setebal sekira 50 meter di reservoir batu pasir Miosen bersifat petrofisika.
Lebih lanjut, Eni juga melaporkan hasil uji produksi sumur yang memungkinkan perkirakan kapasitas sumur hingga 80-100 MMSCFD gas dan sekitar 5-6 kbbld kondensat.
Eni berencana mengeksplorasi Geng North melalui unit produksi terapung baru yang akan bertindak sebagai pusat pengembangan ladang minyak lainnya di cekungan Kutai. Target produksi pertama direncanakan pada 2027 setelah pengambilan keputusan investasi akhir (FID) pada 2024.