Indonesia telah mengekspor aliran listrik ke wilayah Wutung, sebuah kota kecil di Provinsi Sandaun, Papua Nugini. Pengiriman listrik tersebut dialirkan dari jaringan seterum milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di kota Skouw, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menggelar konferensi pers seusai menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin (15/7).
Skouw dan Wutung merupakan dua daerah yang terletak di perbatasan antara Papua, Indonesia dengan Papua Nugini. "Terkait pembangunan jaringan listrik oleh PLN di perbatasan Skouw-Wutung dapat saya disampaikan bahwa kerja sama ini dimulai hari ini dan listrik sudah menyala di Wutung pada hari ini," kata Jokowi.
Selain ekspor listrik, Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur layanan publik di Papua Nugini lewat penyaluran program hibah yang masih berjalan.
Dukungan tersebut di antaranya berupa renovasi rumah sakit di Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby dan pembangunan sejumlah fasilitas publik di West Sepik, Sandaun.
"Indonesia mengapresiasi dan terus mengharapkan dukungan Papua Nugini dalam meningkatkan kerja sama dengan pasifik, termasuk perjanjian Melanesian Spearhead Group dan Pacific Island Forum," ujar Jokowi.
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengapresiasi dukungan Indonesia atas penyaluran listrik di wilayah perbatasan tersebut. Dia berharap, Papua Nugini dapat lebih banyak mengakses tenaga listrik dari Jayapura di masa depan.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas tenaga listrik yang ada di Wutung," kata Marape pada kesempatan yang sama.
Dalam forum tersebut, dia juga menawarkan potensi listrik bersih dari tenaga air atau hidro dan panas bumi di Papua Nugini. "Kami juga dapat menghasilkan tenaga yang lebih bersih untuk diekspor kembali ke Indonesia," ujar Merape.
Sebelumnya, PT PLN telah menyepakati kerja sama dengan PNG Power Ltd (PPL) pada 10 Agustus 2023 silam. PLN mengatakan proyek pasokan listrik ke perbatasan Papua Nugini dapat segera terwujud.
PLN memiliki jaringan distribusi 20 kilovolt (kV) yang mengalirkan listrik dari pembangkit listrik di Holtekamp ke perbatasan Skouw.
Secara keseluruhan Sistem Jayapura memiliki Daya Mampu 149,87 mega watt (MW). Saat ini tercatat, beban puncak Jayapura mencapai 96,56 MW, dengan cadangan daya atau reserve margin sebesar 55,2 MW atau 53,31%
Sedangkan di Papua Nugini saat ini memiliki kapasitas listrik terpasang kumulatif sebesar 1,2 gigawatt (GW). Di bawah naungan PNG Power, seluruh kebutuhan listrik di Papua Nugini dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU).
Sepakati Empat Kerja Sama
Dalam pertemuan tersebut, dua kepala negara menyepakati empat nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) untuk memperkuat hubungan dan kerja sama Indonesia dan Papua Nugini.
Empat MoU tersebut terdiri dari dua kesepakatan kerja sama lintas batas darat (cross border) untuk angkutan penumpang dan barang. Dua MoU lainnya menyepakati penguatan kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan.
Melalui MoU lintas batas untuk bus atau transportasi komersial yang telah disepakati oleh Jokowi dan Marape, mekanisme transportasi pelintasan angkutan umum dari Jayapura, Indonesia ke Vanimo, Papua Nugini akan diatur secara lebih progresif.
Apabila MoU lintas batas darat yang pertama mengatur transportasi untuk masyarakat, Indonesia dan Papua Nugini juga menyepakati lintas batas untuk transportasi kendaraan bermotor. Kesepakatan tersebut mengatur perlintasan barang yang dibawa oleh angkutan umum yang melintasi batas antara Jayapura dan Vanimo.
Jokowi dan Marape juga menyepakati kolaborasi bilateral di bidang kesehatan bertajuk corporation in the field of health, Indonesia-Papua Nugini. Ini untuk sepakat meningkatkan sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan di kedua negara, terutama di wilayah perbatasan.
Indonesia dan Papua Nugini juga meningkatkan kemitraan untuk pengadaan payung hukum kerja sama di bidang pendidikan. Kolaborasi tersebut mencakup pelatihan dan peningkatan kapasitas dari tenaga pendidik dan beasiswa untuk pelajar.
"Indonesia juga telah berkomitmen untuk mendukung pembangunan Papua Nugini dan negara pasifik lainnya untuk berbagai program hibah telah dilakukan dan masih terus berjalan. Seperti renovasi rumah sakit di Port Moressby dan pembangunan fasilitas publik di West Sepik," ujar Jokowi.