Dua kapal tanker minyak besar terbakar di perairan dekat Singapura pada Jumat (19/7). Insiden ini menimbulkan kekhawatiran lingkungan terkait potensi tumpahan minyak serta dampaknya terhadap operasi di pelabuhan pengisian bahan bakar terbesar di dunia.
Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA) mengatakan bahwa mereka diberitahu tentang kebakaran pada hari Jumat pukul 6:15 pagi (5:15 WIB) di atas kapal tanker berbendera Singapura, Hafnia Nile, dan kapal tanker berbendera Sao Tome dan Principe, Ceres I.
“Sebuah helikopter telah mengevakuasi dua awak kapal ke Rumah Sakit Umum Singapura,” kata MPA dikutip dari Reuters, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Angkatan Laut Singapura mengatakan bahwa fregat RSS Supreme telah menyelamatkan awak kapal dari kapal dan memberikan bantuan medis. Mereka tidak segera memberikan rincian.
Kapal-kapal itu berada sekitar 55 km di timur laut pulau Pedra Branca Singapura di pendekatan timur ke Selat Singapura. Foto-foto yang dirilis oleh Angkatan Laut menunjukkan asap hitam tebal mengepul dari satu kapal tanker. Penyebab kebakaran belum jelas.
Menurut data pelacakan kapal dari Kpler dan LSEG, kapal tanker Panamax berkapasitas 74.000 ton bobot mati Hafnia Nile membawa sekitar 300.000 barel nafta.
Namun belum jelas bahan bakar apa yang dibawa Ceres I. Kapal tanker tersebut merupakan kapal pengangkut minyak mentah sangat besar (VLCC) berkapasitas 300.000 ton bobot mati dan terakhir ditandai membawa minyak mentah Iran antara Maret hingga April.
Singapura merupakan pusat perdagangan minyak terbesar di Asia dan pelabuhan pengisian bahan bakar terbesar di dunia serta perairan di sekitarnya merupakan jalur perairan perdagangan penting antara Asia, Eropa, dan Timur Tengah.