Harga acuan nikel Indonesia turun 0,73% menjadi US$ 18.823,86 per ton metrik kering (dmt) pada Juli 2024. Angka ini turun US$ 138,25 per dmt dibandingkan Juni lalu yang mencapai US$ 18.962,11.
Harga acuan nikel kembali menurun setelah terjadi kenaikan sejak April lalu. Kenaikan pada April sendiri mengakhiri tren penurunan harga yang terjadi sejak Juni 2023. Harga acuan nikel ini masuk dalam harga acuan mineral yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM.
Terkait harga acuan Juli ini, pemerintah menetapkan harga nikel acuan Juni melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 166.K/MB.03/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Juli 2024, Jumat (19/7).
“Menteri ESDM menetapkan HMA untuk bulan Juli 2024, HMA Nikel dipatok US$ 18.823,86/dmt. Kemudian Kobalt US$ 26.980,91/dmt dan Timbal US$ 2.196,05/dmt," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Agus Cahyono Adi dikutip Rabu (24/7).
Adapun HMA untuk komoditas mineral logam lainnya adalah sebagai berikut:
- Seng: US$ 2.894,52/dmt
- Aluminium: US$ 2.562,36/dmt
- Tembaga: US$ 9.978,75/dmt
- Emas sebagai mineral ikutan: US$ 2.344,47/troy ounce
- Perak sebagai mineral ikutan: US$ 30,34/troy ounce
- Ingot Timah Pb 300: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah Pb 200: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah Pb 100: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah Pb 050: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah 4NINE: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Logam Emas: LBMA Gold PM Fix pada hari penjualan
- Logam Perak: LBMA Silver Fix pada hari penjualan
- Mangan: US$ 3,54/dmt
- Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: US$ 1,66/dmt
- Bijih Krom: US$ 6,37/dmt
- Konsentrat Ilmenit: US$ 7,44/dmt
- Konsentrat Titanium: US$ 12,28/dmt.
Potensi Tekanan Harga Nikel
Sebelumnya, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia atau APNI menyatakan harga nikel dunia makin memburuk akibat pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada awal pekan ini, Senin (22/7).
Trump berkomitmen untuk mencabut aturan wajib kendaraan listrik jika kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat pada pemilu November mendatang. Hal tersebut ia sampaikan saat menerima nominasi sebagai calon presiden dari Partai Republik pekan lalu, Kamis (18/7).
"Beliau menyampaikan akan mendukung industri otomotif nasional karena tidak mungkin dimatikan. Ini pasti akan berdampak ke harga nikel dunia lagi," kata Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (22/7).
Berdasarkan data Trading Economics, harga nikel dunia masuk tren turun setelah 8 Juli 2024 di sekitar US$ 17.400 per ton. Dengan kata lain, harga nikel telah merosot US$ 1.150 per ton atau 6,6% dalam dua pekan terakhir.
Meidy mengaku tidak dapat memprediksi pergerakan harga nikel jika Trump terpilih. Di samping itu, Meidy mengatakan nikel merupakan komoditas yang dapat mengalami ledakan harga komoditas seperti pada 2022.
"Kami bisa cari pasar lain, seperti negara-negara di Eropa dan Asia. Semoga jika Trump kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat tidak berdampak parah terhadap pertambangan nasional," katanya.