Soal Indonesia Metal Exchange, Ahli Tambang: Tak Efektif Hanya Level Nasional

Katadata/ Wahyu DJ
Aktivitas pabrik pengolahan Nikel milik PT Vale Indonesia (INCO) di wilayah Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Penulis: Mela Syaharani
1/8/2024, 12.27 WIB

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli menilai pembentukan Indonesia Metal Exchange (IME) perlu diusahakan agar bisa menarik anggota lintas negara atau global.

“Sehingga diakui sebagai salah satu exchange di komoditas logam. Kalau hanya level nasional tidak akan efektif untuk mempengaruhi harga logam secara global,” kata Rizal kepada Katadata.co.id pada Kamis (1/8).

Tidak hanya anggota dari mancanegara, Rizal menyebut pihak pembentuk IME juga perlu mengajak para perusahaan tambang penghasil logam untuk bergabung menjadi anggota IME.

Selain keanggotaan, Rizal juga menyoroti tentang hal yang perlu dipersiapkan untuk membangun IME ini. “IME harus memiliki stok komoditas dagangan dan gudang. Ini butuh dana besar dan waktu yang lama untuk memulai ide pembukaan IME tersebut,” ujarnya.

Kendati demikian, Rizal menyampaikan pembentukan IME dapat berdampak baik bagi perputaran ekonomi di bidang trading komoditas logam. “Sekaligus penyerapan tenaga kerja yang bekerja di bursa dan trade,” ucapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) berencana membentuk IME untuk komoditas nikel. Rencana ini ditargetkan dapat terealisasi pada 2025.

Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan hal ini bertujuan agar harga nikel dalam negeri dikontrol oleh Indonesia mengingat potensi sumber daya nikel yang sangat besar di Tanah Air.

“Karena sumber dayanya di Indonesia, masa pakai exchange negara lain? Baik itu London, Singapura, atau Shanghai. Indonesia harus punya sendiri agar setidaknya kontrol harga itu ada di kita, jangan berbasis negara lain,” kata Meidy saat ditemui di Jakarta dikutip Selasa (30/7).

Selain kontrol harga, Meidy mengatakan pembentukan Metal Exchange ini juga ditujukan agar terwujudnya pengelolaan nikel yang lebih transparan.

Sebab menurutnya dalam Indonesia Metal Exchange nanti rencananya akan dibuat suatu sistem pengecekan yang dapat mengetahui setiap produsen, pembeli, kelengkapan administrasi, peraturan, pembayaran pajak dan royalti. “Indonesia Metal Exchange bukan hanya nikel nantinya, tapi semua mineral,” ujarnya.

Mengenai rencana ini, Meidy mengatakan pelaksanaannya tergantung pada pemerintahan baru pimpinan Prabowo-Gibran. Meski masih menunggu kepastian nasib, namun dia menyebut rencana ini mendapat sambutan baik dari pemerintah saat ini.

“Sambutannya positif dan kami saat ini mulai menyusun konsep-konsepnya seperti apa, kami juga sedang berdiskusi dengan Bappebti dan beberapa metal exchange negara lain dan commodity agency di dunia,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani