Harga Minyak Turun Lebih 2%, Kekhawatiran Eskalasi Konflik Timur Tengah Mereda

123rf.com/Supakit Poroon
Ilustrasi kilang minyak.
Penulis: Happy Fajrian
14/8/2024, 08.06 WIB

Harga minyak mentah Brent dan AS turun hingga lebih dari 2% pada Selasa (13/8) karena para pedagang mulai tidak khawatir lagi dengan potensi perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Hal ini karena Iran belum bertindak atas ancaman untuk membalas Israel atas pembunuhan seorang pejabat Hamas di Teheran.

Harga minyak mentah Brent ditutup turun US$ 1,61, atau 1,96% ke level US$ 80,69 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup turun US$ 1,71, atau 2,14%, pada US$ 78,35 per barel.

"Pasar telah memperkirakan serangan Iran yang akan segera terjadi terhadap Israel dalam waktu 24 hingga 48 jam," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, dikutip dari Reuters, Rabu (14/8). "Itu belum terjadi. Pasar mengeluarkan premi risiko itu dari harga minyak mentah."

Badan Energi Internasional mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2024 tidak berubah tetapi memangkas perkiraan tahun 2025, dengan alasan dampak dari lesunya konsumsi Cina terhadap pertumbuhan ekonomi.

Minyak mentah Brent pada Senin naik lebih dari 3%, ditutup pada US$ 82,30 per barel setelah mencapai harga penutupan terendah dalam tujuh bulan, US$ 76,30, seminggu sebelumnya.

Pada Senin juga, OPEC memangkas permintaan yang diharapkan pada tahun 2024 meskipun kelompok tersebut dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menargetkan untuk meningkatkan produksi mulai bulan Oktober.

Eskalasi di Timur Tengah dapat membahayakan pasokan minyak mentah dari wilayah penghasil minyak utama, tetapi perang yang lebih luas tampaknya tidak mungkin terjadi karena Iran menyarankan pembicaraan gencatan senjata baru dengan Hamas dapat mencegah pembalasan.