PT Pertamina Energy Terminal melaporkan bahwa pembangunan liquified petroleum gas (LPG) terminal refrigerated di Tuban Jawa Timur telah memasuki tahap kedua.
“Meliputi pembangunan jetty, izin operasi, serta pengembangan fasilitas operasional di darat,” kata Direktur Utama PT Pertamina Energy Terminal, Bayu Prostiyono dikutip dari siaran pers pada Jumat (30/8).
Bayu menyebut proyek ini merupakan wujud nyata komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus memastikan efisiensi operasional dan keamanan distribusi LPG di Indonesia.
Proyek ini dirancang untuk menyimpan LPG, menggantikan mekanisme ship-to-ship transfer atau pemindahan kargo dari kapal ke kapal. Mekanisme ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko operasi.
Bayu menyebut pada fase pertama, Pertamina telah berhasil mendirikan dua unit tangki refrigerated berkapasitas 44.000 metrik ton (MT). Masing-masing tangki ini digunakan untuk propane dan butane, serta dua unit tangki spherical berkapasitas 2.500 MT untuk LPG mixed.
Pertamina menyebut, kehadiran LPG Terminal Ref Jatim nantinya akan mendukung ketersediaan energi bagi masyarakat Indonesia.
Tidak hanya itu, pembangunan terminal ini juga tercatat menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 1142 orang selama proyek berlangsung, serta penyerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) proyek ini sebesar 33,23%.
Kehadiran infrastruktur strategis ini, ditambah dengan penyerapan tenaga kerja dan optimalisasi TKDN dalam pembangunannya membantu menggerakkan perekonomian nasional.
Sebagai upaya peningkatan keandalan operasional, LPG Terminal Ref Jatim ini akan memperkuat throughput LPG Pertamina Energy Terminal.
Selain itu, proyek ini juga memberikan fokus besar pada peningkatan aspek keselamatan, memastikan bahwa distribusi LPG dilakukan dengan standar keamanan yang tinggi dan andal.
Dengan lokasinya yang strategis, LPG Terminal Ref Jatim akan berperan sebagai hub terminal utama untuk distribusi LPG ke wilayah timur Indonesia.
Terminal ini diproyeksikan akan melayani hingga 40% kebutuhan LPG nasional, menjamin ketersediaan energi dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Terminal ini siap mendukung distribusi LPG melalui transportasi darat maupun laut dengan lebih efisien.
Rencana Pembangunan
Pada 2023 PT Pertamina Energy Terminal menandatangani perjanjian kerja sama dan kickoff meeting untuk proyek pembangunan Terminal LPG Refrigerated Jawa Timur atau Terminal LPG Tuban.
Proyek kerja sama ini berupa Kerja Sama Operasi (KSO) yang melingkupi pembangunan terminal sisi darat, pipeline, dan jetty.
VP Terminal Operation PET Heri Santika Permana mengatakan dengan terminal LPG Tuban ini, Pertamina Energy Terminal akan mengelola rantai distribusi energi nasional yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
“Terminal LPG Refrigerated Tuban ini nantinya akan menjadi salah satu terminal energi besar yang melayani dan memenuhi 35% kebutuhan LPG nasional meliputi area Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, serta Sulawesi,” ujar Heri beberapa waktu lalu, Jumat (10/3).
Terminal LPG Refrigerated Jawa Timur ditargetkan selesai pembangunan pada 2025. Sedangkan operasional diperkirakan bisa dimulai pada 2026. Pembangunan tahap II ini melanjutkan pembangunan terminal tahap I yang telah selesai pada Desember 2022 lalu.
“Kami berharap dengan proyek pembangunan Terminal LPG Tuban dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar,” ujar Heri lagi.