Cegah Pasokan Berlebih, Bahlil Tak Ambisius Kejar Target Produksi Batu Bara

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana (kiri) dan Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Letnan Jenderal TNI (Mar) (Purn) Bambang Suswantono (kanan) menyampaikan paparan dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2024). Raker yang merupakan pertama diikuti Bahlil sebagai Menteri ESDM tersebut beragendakan pembahaan laporan keuangan pemerintah pusat tentang APBN 2023.
14/10/2024, 09.11 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan capaian target produksi batu bara Indonesia bukanlah menjadi satu-satunya fokus pemerintah pada saat ini. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya tetap mempertimbangkan keseimbangan harga meskipun tetap mengejar target produksi 710 ton pada tahun ini.

Menurut catatan minerba one data Indonesia (MODI), produksi batu bara per 14 Oktober 2024 telah mencapai 624,19 juta ton atau 87,91% dari target tahun ini. “Kami inginnya meskipun pasokan tinggi, harga batu bara tetap stabil,” kata Bahlil saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada Minggu (13/10).

Dia menyebut pemerintah tidak menginginkan kondisi batu bara Indonesia mengalami kelebihan pasokan atau oversupply. Hal ini ditandai dengan ketersedian pasokan dan produksi yang tinggi sehingga menyebabkan harganya jatuh.

Namun Bahlil tidak memberikan komentar banyak apakah target produksi tahun ini akan tercapai atau tidak. “Nanti kita lihat ya,” ujarnya.

Produksi Batu Bara pada 2023

Kementerian ESDM pada awal tahun ini mengumumkan total produksi batu bara selama 2023 mencapai 775 juta ton. Angka ini melebihi 12% dari target yang ditetapkan sebanyak 694,5 juta ton.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria mengatakan, kenaikan ini disebabkan oleh penambahan target produksi. 

“Badan usaha pertambangan melakukan peningkatan produksi melalui revisi rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) pada pertengahan tahun kemarin,” kata Lana dalam konferensi pers di Jakarta, pada Selasa (16/1).

Lana menyampaikan, bahwa badan usaha yang berencana meningkatkan produksi didasarkan oleh permintaan batu bara, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 

“Hal ini berpengaruh terhadap melonjaknya realisasi produksi dan ketercapaian produksi serta penjualan batu bara oleh badan usaha, sehingga kinerja sektor pertambangan sepanjang 2023 sudah melebihi target,” ujarnya.

Reporter: Mela Syaharani