5,5 juta Rumah Tangga Tersambung Jargas pada 2030, Hemat Subsidi LPG Rp5,6 T

ANTARA FOTO/M N Kanwa/foc.
Ilustrasi. Pemasangan jargas diharapkan dapat menghemat subsidi LPG yang digelontorkan pemerintah.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
12/12/2024, 17.20 WIB

Pemerintah menargetkan 5,5 juta rumah tangga tersambung jaringan gas pada 2030. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, target tersebut diharapkan dapat menurunkan impor liquified petroleum gas (LPG) sebesar 550 kilo ton per annum.

“Hal ini dapat menghemat subsidi sekitar Rp 5,6 triliun per tahun,” kata Yuliot dalam acara Hilir Migas Conference & Expo 2024 yang dipantau secara daring melalui youtube BPH Migas pada Kamis (12/12).

Dia mencatat, terdapat 703 ribu rumah tangga yang telah tersambung jargas melalui pembiayaan APBN dan 400 ribu sambungan jargas rumah tangga non-APBN hingga September 2024. Ia juga menyebu,t panjang pipa gas bumi di Indonesia terus meningkat setiap tahun.

“Hingga November 2024 panjang pipa gas bumi mencapai 22.520 kilometer, dengan rincian panjang pipa transmisi 5.370 kilometer, pipa distribusi 6.272 kilometer, dan pipa jargas 10.877 kilometer,” ujarnya.

Yuliot mengatakan, prioritas pemerintah dalam pengembangan jargas dilakukan melalui integrasi pipa gas sepanjang Sumatra dan integrasi antara pipa Sumatra-Jawa. Integrasi ini terwujud dengan investasi pembangunan pipa gas bumi ruas Cirebon-Semarang dan ruas Dumai-Sei Mangkei.

“Hal ini dilakukan untuk menyalurkan potensi gas bumi di wilayah kerja migas Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di seluruh area pengembangan baik di Jawa maupun Sumatra,” ucapnya.

Yuliot menyebut, pengembangan pipa gas bumi memiliki beberapa manfaat, diantara untuk memenuhi kebutuhan gas industri , pemakaian listrik, komersial rumah tangga, serta mendukung program jargas.

Pembangunan Pipa Gas Cisem

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia sebelumnya meresmikan pembangunan proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang atau Cisem tahap II pada Senin (30/9). 

Bahlil menyebut, proyek diharapkan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Liquified Petroleum Gas atau LPG. Dia menjelaskan, proyek pipa Cisem ini berfungsi menyalurkan kebutuhan gas bumi bagi industri dan jaringan rumah tangga atau jargas. 

“Kalau dengan jargas ini, harganya jauh lebih murah dari LPG. Sehingga tidak ada orang bilang susah mendapatkan gas, atau harga gas LPG naik,” kata Bahlil saat ditemui usai peresmian proyek pipa Cisem tahap II di Batang, Jawa Tengah pada Senin (30/9). 

Bahlil menyebut, dapat menyalurkan gas ke rumah tangga pemerintah memerlukan penyelesaian proyek Pipa Cisem II. Hal ini dimaksudkan agar pemerintah dapat menyuplai gas bumi ke rumah tangga. Proyek Pipa Cisem tahap II memiliki panjang 245 kilometer yang terbentang dari Batang - Cirebon - Semarang hingga Kandang Haur Timur. 

Proyek ini dikelola dalam kontrak tahun jamak atau multiyears contract. “Nilai proyeknya Rp 2,7 triliun menggunakan APBN. Tidak ada investasi, jadi bukan dari swasta ataupun BUMN. Proyek ini pemerintah yang membuat,” ujarnya.

Nilai kontrak proyek mencapai Rp2,7 triliun mencakup seluruh aspek pekerjaan konstruksi terintegrasi, dari perancangan hingga pelaksanaan. Sementara durasi pelaksanaan proyek ditetapkan selama 18 bulan, terhitung sejak penandatanganan kontrak 2 Agustus 2024.

Reporter: Mela Syaharani