IBC Berubah Jadi New Energy Materials Invesment Holding, Ini Tugasnya

IBC
Katadata
Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI pada Senin (17/2).
17/2/2025, 14.54 WIB

PT Indonesia Battery Corporation (IBC) resmi bertransformasi menjadi New Energy Materials Invesment Holding. Direktur Utama IBC Toto Nugroho menjelaskan tujuan perubahan ini untuk mengoptimalkan nilai tambah dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan.

“Terutama di MIND ID itu banyak sekali material yang bisa dioptimalkan,” ujar Toto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR pada Senin (17/2).

Sebelumnya, IBC merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh sejumlah BUMN, di antaranya PT Antam, PT Inalum, PT Pertamina melalui PT Pertamina NRE atau PPI, serta PLN.

Transformasi ini dilakukan agar perusahaan tidak hanya berfokus pada komponen baterai, tetapi juga pada pemanfaatan critical raw materials yang tersedia.

“Bukan hanya komponen baterai, tetapi juga hal-hal terkait critical raw materials yang bisa dieksekusi,” ujarnya.

Langkah ini diperkuat oleh posisi para pemegang sahamnya yang memiliki peran strategis dalam industri tambang dan pengelolaan sumber daya alam, seperti nikel, kobalt, timah, batu bara, tembaga, emas, hingga bauksit.

Dengan demikian, IBC yang sebelumnya berfungsi sebagai project development company kini beralih menjadi investment holding untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan industri baterai.

Transformasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham (PPS) oleh empat entitas pemilik saham IBC. Struktur baru dari holding ini terdiri atas dua sub-holding utama, yakni Battery Material dan IBC Downstream ‘OpCo’:

  1. Sub-holding Battery Material, yang membawahi perusahaan patungan untuk smelting-refinery, perkusor-katoda, recycling, dan produksi cell.
  2. Sub-holding IBC Downstream ‘OpCo’, yang mencakup GESITS, battery cell-to-pack, swap battery cabinet software, serta berbagai potensi hilirisasi lainnya.

“Jadi di situlah kunci bahwa BUMN sendiri merupakan salah satu produk pendorong yang bisa kami kerjakan untuk melakukan proses hilirisasi dari seluruh bahan-bahan yang ada di sini,” kata Toto.

Dengan perubahan ini, diharapkan IBC dapat lebih maksimal dalam mengembangkan ekosistem industri baterai serta meningkatkan nilai tambah sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani