Ramai Isu Pertamax Oplosan, Bahlil akan Bentuk Tim Spesifikasi BBM

Katadata
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melantik tiga pejabat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Jakarta, Rabu (26/2)
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
26/2/2025, 19.51 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia akan menyusun tim khusus untuk memastikan spesifikasi bahan bakar minyak atau BBM. Hal ini menyusul kekhawatiran masyarakat terkait isu Pertamax yang dioplos dengan Pertalite di tengah kasus dugaan korupsi tata kelola minyak.

“Kami akan menyusun tim dengan baik untuk memberikan kepastian agar masyarakat membeli minyak berdasarkan spesifikasi dan harganya,” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM pada Rabu (26/2).

Bahlil meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena kualitas BBM di Indonesia sudah sesuai standar. Ia menjelaskan, BBM di Indonesia memiliki berbagai jenis Research Octane Number (RON), mulai dari RON 90, 92, 95, hingga 98.

"Kalau mau beli BBM dengan kualitas bagus, tentu harganya juga lebih mahal. Kalau mau yang setengah-setengah, ada juga," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa produksi masing-masing jenis RON dilakukan secara terpisah sehingga tidak akan terjadi pencampuran yang tidak sesuai. "RON yang bagus-bagus ini tidak mungkin dicampur, karena ada spesifikasinya. Tidak perlu khawatir," ujarnya.

Bahlil juga menyinggung terkait pencamuran BBM. Dia menegaskan bahwa proses pencampuran dalam produksi BBM tidak menyalahi aturan selama kualitas dan spesifikasinya tetap terjaga. "Boleh sebenarnya, selama kualitas dan speknya (spesifikasi) sama," ujar Bahlil.

Ia mengklaim telah melakukan perbaikan penataan BBM sejak menjabat sebagai Menteri ESDM. Salah satunya, terkait izin impor.

“Sekarang izin impor kita untuk BBM tidak berlaku satu tahun, tapi kami bikin per enam bulan. Supaya ada evaluasi per tiga bulan,” katanya.

Tidak hanya izin impor, Bahlil juga melarang ekspor minyak mentah dari Indonesia. “Minyak kualitas bagus akan kami suruh blending, agar yang tadinya tidak bisa diolah di dalam negeri, sekarang kami minta harus diolah di dalam negeri,” ujar Bahlil.

Pertamina Pastikan Pertamax Bukan Oplosan 

PT Pertamina (Persero) membantah bahwa Pertamax merupakan BBM oplosan. Perusahaan menegaskan bahwa Pertamax memiliki standar RON 92 dan memenuhi semua parameter kualitas yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 

"Pertamax memenuhi semua parameter kualitas bahan bakar yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi," tulis Pertamina dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id pada Rabu (26/2).

Pertamina menjelaskan perbedaan antara blending dan oplosan. Oplosan merupakan pencampuran yang tidak sesuai aturan, sementara blending adalah praktik umum dalam produksi BBM.

"Blending adalah proses pencampuran bahan bakar dengan unsur kimia lain untuk mencapai kadar oktan atau RON tertentu serta parameter kualitas lainnya," kata Pertamina. 

Sebagai contoh, Pertalite dihasilkan dari pencampuran bahan bakar RON 92 atau lebih tinggi dengan bahan bakar RON lebih rendah sehingga menghasilkan BBM dengan RON 90. Kementerian ESDM memastikan mutu BBM tetap terjaga dengan melakukan uji sampel secara berkala di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani