ESDM: Konsumsi Pertalite Berkurang Tahun Ini, Negara Hemat Rp 12,6 Triliun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan terjadi penurunan konsumsi BBM subsidi Pertalite (RON 90) pada tahun ini. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman mengatakan penyebabnya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat (shifting) dan pengetatan implementasi penggunaan QR dalam pembelian BBM Pertalite.
“Jadi konsumen yang tadinya pengguna Pertalite cenderung turun dan beralih pada BBM dengan RON yang lebih tinggi,” kata Laode dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR Ri, Rabu (1/10).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah penjualan harian Pertalite mencapai 76.970 kiloliter pada Januari hingga Juli 2025. Angka ini turun 5,1% dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 81.106 kiloliter.
“Jika dikaitkan, besaran kompensasi Pertalite juga turun, dari Rp 48,9 triliun pada 2024 (Januari-Juli), dengan tren penurunan konsumsi maka proyeksi kompensasi hanya Rp 36,31 triliun (periode yang sama). Artinya ada efisiensi Rp 12,6 triliun dengan adanya shifting ini,” ujarnya.
Disaat yang bersamaan, menurut dia, penjualan harian untuk BBM nonsubsidi justru meningkat 19,21%. Pada periode Januari-Juli 2024 penjualannya sebanyak 19.061 kiloliter, lalu naik menjadi 22.723 kiloliter per harinya.
Selain penjualan, market share BBM non-subsidi pada tahun ini juga naik. Pada 2024 market share BBM subsidi dari SPBU swasta hanya 725 ribu kiloliter atau 11% dibandingkan Pertamina yang mencapai 6,13 juta kiloliter (89%).
Pada 2025, di periode Januari-Juli saja market share bensin non-subsidi dari SPBU swasta sudah mencapai 715 ribu kiloliter atau 15%, dan BBM non-subsidi Pertamina 4,03 juta kiloliter (85%).
“Artinya market share dari bensin non-subsidi ini meningkat. Estimasi penjualan bensin 2025 sebesar 1,4 juta kiloliter, kemudian penjualan bensin non-subsidi 7 juta kiloliter ini meningkat 0,8 juta kiloliter atau 14,02%. Kemudian, estimasi penjualan bensin non-subsidi 2025 yang non-pertamina sebesar 1,35 juta KL atau meningkat 0,64 juta KL atau 91,3%.