PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Mubadala Energy telah menandatangani Heads of Agreement (HoA) untuk jual beli gas dari lapangan gas di Laut Andaman.
HoA ini menjadi dasar bagi kedua perusahaan untuk memprioritaskan pasokan energi bagi wilayah Sumatera Utara dan Aceh, melalui pemanfaatan potensi lapangan gas Tangkulo yang terletak sekitar 65 kilometer dari lepas pantai bagian utara Pulau Sumatra. Sumber ini memiliki cadangan gas lebih dari 2 Trillion Cubic Feet (TCF).
”Ini juga merupakan langkah penting dalam rencana pengembangan proyek gas Tangkulo di Blok South Andaman,” kata President Director Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali dalam siaran pers, dikutip Selasa (2/12).
Saat ini sektor energi khususnya kelistrikan di Indonesia tumbuh rata-rata 5.3% per tahun hingga 2034, sehingga membutuhkan pengembangan infrastruktur dan diversifikasi sumber pasokan. Hal ini dibutuhkan demi memastikan ketahanan energi jangka panjang.
Mubadala mengatakan kerja sama ini juga bertujuan menghadirkan solusi yang menjamin energi yang andal dan berkelanjutan bagi jutaan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan strategi Indonesia untuk meningkatkan keamanan energi, mengoptimalkan sumber daya domestik, dan membangun ekosistem energi yang tangguh yang sekaligus mendorong transisi energi bersih.
”Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari pengembangan portofolio pasokan gas untuk kelistrikan dalam rangka mendukung ketahanan energi dan transisi energi di Indonesia,” ujar Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia Rakhmad Dewanto.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengatakan melalui penandatanganan HOA ini langkah selanjutnya yang dilakukan Mubadala adalah mengajukan rencana pengembangan (POD) bagi Lapangan Gas Tangkulo Blok Andaman kepada SKK Migas.
“SKK Migas berkomitmen menyelesaikan POD dalam jangka 1 bulan atau rampung Desember (2025). Selanjutnya SKK Migas akan segera menyampaikan ke Menteri ESDM untuk mendapat persetujuan,” kata Djoko.
Dia mengatakan melalui penyelesaian POD ini maka RRR (Reserve Replacement Ratio) telah mencapai target lebih dari 100%, sebagaimana yang ditugaskan kepada SKK Migas oleh Komwas (Komisi Pengawas) SKK Migas.