Permintaan Tinggi, Harga Beras Naik Meski Ada Panen Raya

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nz
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (31/3/2020). Harga beras mulai mengalami kenaikan meski sedang berlangsung panen raya.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
15/4/2020, 14.33 WIB

Harga beras masih tinggi meskipun panen raya padi tengah berlangsung bulan ini di beberapa daerah. Perum Bulog mengatakan, anomali tersebut terjadi lantaran permintaan beras tengah meningkat.

"Jadi ini karena banyak permintaan. Pada saat suplai tinggi, permintaan juga tinggi," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh dalam Webinar Keterjangkauan Beras Bagi Masyarakat Prasejahtera Selama Pandemi Covid-19 (CIPS), Rabu (15/4).

Menurutnya, peningkatan permintaan beras tercermin dari banyaknya Kepala Daerah yang membeli stok beras milik Bulog. Selain itu, banyak pula lembaga sosial membeli beras Bulog untuk program bantuan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

(Baca: Produksi Pertanian Diperkirakan Turun 6,2% Terimbas Pandemi Corona)

Ia mencatat, harga beras di tingkat konsumen mulai mengalami penurunan seiring dengan masuknya musim panen raya. Namun, harga beras tersebut masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sebesar Rp 9.450 per kilogram untuk beras medium. Sedangkan, harga beras medium masih di atas Rp 10 ribu per kilogram.

Kenaikan harga beras, menurutnya akan menjadi perhatian Bulog dan pemerintah. Bulog akan menjaga stok beras agar tetap tersedia untuk masyarakat.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan, harga beras mengalami kenaikan lantaran ada anggapan masyarakat bahwa harga beras tengah tinggi. Apalagi di tengah musim pandemi corona saat ini. 

"Ekspektasi itu, kalau masyarat mikir harga naik, maka akan naik beneran harganya. Padahal tidak ada orang yang memborong beras," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika