Ada Ramadan, Survei BI Ramal Manufaktur Masih Lesu pada Kuartal II

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi. Sektor tekstil dan alas kaki diperkirakan masih akan mengalami kontraksi pada kuartal II 2020 meski ada momentum Ramadan dan Lebaran.
13/4/2020, 14.01 WIB

Survei Indeks Manufaktur Bank Indonesia memproyeksi kinerja sektor industri pengolahan masih akan menurun pada kuartal II 2019 meski terdapat momentum Ramadan dan Idul Fitri. Namun, ekspansi diperkirakan akan terjadi pada beberapa sektor, terutama makanan, minuman, dan tembakau. 

Berdasarkan survei yang dipublikasikan BI pada Senin (13/4), sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi satu-satunya sektor yang tak mengalami penurunan pada kuartal I. Indeks PMI subsektor makanan, minuman dan tembakau berada pada level 50,44% atau tetap ekspansi meskipun lebih rendah dari kuartal sebelumnya 52,47% maupun kuartal I 2019  52,19%.

Dalam pengukuran PMI, level 50% menunjukkan sektor usaha masih mengalami ekspansi atau pertumbuhan dan menunjukkan penurunan atau kontraksi jika berada di bawah level tersebut.

(Baca: Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Kuartal I Anjlok akibat Pandemi Corona)

Hampir seluruh sektor terkontraksi pada kuartal I 2020. Kontraksi terdalam dialami oleh subsektor logam dasar, besi dan baja dengan PMI 36,89%, diikuti subsektor semen dan barang galian nonlogam 40,26%, dan alat angkut, mesin dan peralatannya 41,28%.

Sementara itu, PMI secara keseluruhan berada dalam fase kontraksi yakni sebesar 45,64%, turun dari 51,50% pada kuartal sebelumnya atau 52,65% pada kuartal I 2020. Berdasarkan komponen pembentuk PMI, penurunan yang terjadi pada kuartal I 2020 disebabkan oleh kontraksi  pada seluruh komponen, dengan penurunan terdalam pada komponen volume produksi sebesar 43,1%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria