Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) menyebutkan adanya risiko kenaikan harga beberapa komoditas pangan lantaran terhambatnya impor akibat wabah virus corona atau Covid-19. Virus yang telah dinyatakan sebagai pandemi global ini menyebabkan lalu lintas perdagangan internasional terhambat.
"Saat ini produk-produk tertentu mengalami perlambatan bahan baku terutama yang impor dari Tiongkok dan beberapa negara tertentu. Hampir sebentar lagi pada naik," ujar Dewan Penasihat HIPPINDO, Tutum Rahananta di Jakarta, Rabu (11/3).
Menurut dia, saat ini komoditas yang sudah mulai terjadi kenaikan harga akibat kelangkaan pasokan yakni gula pasir. Bahkan, kelangkaan ini telah terjadi sejak tiga bulan sebelum adanya isu virus corona. Tanpa masalah virus corona tiga bulan sebelumnya gula susah dicari dan harganya sudah melambung," kata dia.
Keadaan tersebut diperburuk dengan adanya kepanikan yang terjadi di masyarakat. Sehingga masyarakat berbondong-bondong membeli barang secara berlebihan.
(Baca: Stok Terus Menipis, Harga Gula di Konsumen Capai Rp 17.000 per Kg)
Tak hanya itu, dari sisi pemerintah, kebijakan yang diterapkan dalam menangani kelangkaan pasokan masih memiliki banyak permasalahan. "Di internal pemerintahan ada permasalahan regulasi dan kebijakan sehingga beberapa produk komoditi kosong," kata dia.
Adapun harga gula pasir terus melambung hingga mencapai Rp 17.000 per kilogram. Hal ini disebabkan oleh menipisnya pasokan gula di pasaran.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id di Pasar Pal Merah, Jakarta Barat harga di tingkat pedagang besar mencapai Rp 15.000 per kilogram. Beberapa komoditas pangan seperti gula merah turut mengalami kenaikan yang mencapai Rp 140 ribu per 10 kilogram.
Kementerian Perdagangan atau Kemendag menyatakan impor gula kristal mentah akan masuk pada akhir Maret 2020. Pemerintah berharap tambahan pasokan mampu menurunkan harga gula.
(Baca: Harga Bawang Bombai Melejit, Kemendag Beri Izin Impor 2 Ribu Ton)
Impor tersebut merupakan bagian dari Surat Perizinan Impor (SPI) yang telah dikeluarkan oleh Kemendag sebesar 438.8 ribu ton. Gula kristal mentah tersebut akan diolah oleh industri menjadi gula kristal putih guna memenuhi kebutuhan konsumsi. "Akhir bulan ini masuk lagi 260 ribu ton," kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (11/3).
Setelah mengecek stok importir, Agus menyebut terdapat pasokan gula hingga 160 ribu ton. Oleh karena itu, ia meminta importir dan distributor untuk mempercepat distribusi gula ke pasar. Selain itu, pemerintah akan menggelar operasi pasar untuk mengatasi lonjakan harga gula pasir.
Menurutnya, harga gula pasir meningkat lantaran ada kendala pada distribusi. Proses pengolahan membutuhkan waktu selama sepekan. "Makanya kami minta dipercepat," ujar dia.
(Baca: Mendag Sebut Impor Gula 260 Ribu Ton Masuk Akhir Maret)