Pemerintah India dikabarkan telah menerbitkan izin impor 1,1 juta ton palm olein atau salah satu turunan produk olahan minyak sawit dari Indonesia. Langkah tersebut dinilai mengejutkan industri karena bulan lalu New Delhi membatasi impor minyak sawit dari Malaysia.
Dengan pembelian kembali minyak sawit olahan, hal ini akan meningkatkan total impor minyak sawit India. Padahal sebelumnya, India menempatkan minyak sawit dan palmolein dalam daftar barang-barang yang dilarang impor pada 8 Januari 2020.
Dikutip dari Reuters, sumber yang mengetahui hal ini mengatakan, kebijakan pelarangan tersebut merupakan upaya balasan atas kritik Malaysia terhadap tindakan di Kashmir dan undang-undang kewarganegaraan baru India.
(Baca: Mentan Sebut Ekspor Sawit Bulan Ini Anjlok Karena Virus Corona)
Langkah tersebut mendorong para pedagang untuk meminta izin Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (DGFT) untuk mengimpor palmolein. Adapun saat ini diperkirakan ada lebih dari 100 aplikasi izin impor di kementerian perdagangan India.
DGFT telah menerbitkan lisensi impor untuk 1,1 juta ton palmolein yang disuling kepada pedagang berdasarkan aplikasi mereka, kata seorang pejabat pemerintah dan tiga pedagang kepada Reuters.
"New Delhi memberikan izin untuk mengimpor palmolein olahan hanya dari Indonesia," kata seorang pejabat pemerintah.
Impor Tinggi
Alokasi lisensi impor dinilai mengejutkan industri dan pejabat senior kementerian perdagangan Negeri Bollywood.
"Mengizinkan impor palm oil olahan berskala besar ini artinya telah mengalahkan tujuan negara dan menempatkan komoditas yang masuk ke dalam daftar pembatasan," kata Direktur Eksekutif badan perdagangan Asosiasi Solvent Extractors Association (SEA), B.V. Mehta di Mumbai, India.
Sebagimana diketahui, India tengah berupaya membatasi impor minyak sawit olahan untuk meningkatkan industri penyulingan minyak nabati dalam negeri.
(Baca: Sawit RI Kembali Dijegal Eropa Lewat Standar Batasan Campuran Pangan)
Data SEA menunjukkan, impor minyak sawit New Delhi pada Januari turun 27% dari tahun lalu menjadi 594.804 ton, akibat pembatasan impor minyak kelapa sawit.
Sementara per akhir Oktober 2019, India mengimpor 9,4 juta ton minyak kelapa sawit, termasuk 2,72 juta ton minyak kelapa sawit olahan.
Minyak kelapa sawit menyumbang hampir dua pertiga dari total impor minyak nabati India. Impor minyak kelapa sawit ini antara lain dibeli dari Indonesia dan Malaysia, sebagai produsen sawit terbesar dunia.
Dikofirmasi terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak berkomentar banyak mengenai kabar India yang membuka keran impor minyak sawit dari Indonesia.
(Baca: India Boikot Sawit Malaysia, Kemendag Cari Peluang Genjot Ekspor)
Menurutnya, India memang tengah memiliki kedekatan dengan Indonesia. Adapun impor tersebut merupakan bagian dari kerja sama bisnis. "Kalau itu business to business (B2B)," kata Airlangga kepada katadata.coid di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Maritim dan Investasi, Kamis (21/2).
Senada dengan Airlangga, Menko Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga tidak berkomentar banyak. Hanya saja, apabila India memang benar membuka impor untum minyak sawit Indonesia, hal itu ditanggapi positif. Si sisi lain, pemerintah juga tengah mendorong konsumsi sawit dalam negeri.
"Ya kalo ada bagus, karena suplai kita sekarang ini karena ada B30 (biodiesel 30%) sudah tidak kelebihan pasokan seperti dulu lagi," kata Luhut.