Impor dari 4 Pelabuhan Tiongkok Anjlok, Bea Cukai Tepis Faktor Corona

ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Kegiatan muatan peti kemas di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2020). Ditjen Bea Cukai (13/2) menepis turunnya impor dari 4 pelabuhan besar di Tiongkok akibat virus corona.
13/2/2020, 21.04 WIB

Pemerintah masih menganggap wabah virus corona Covid-19 belum berdampak pada ekspor  dari Tiongkok ke Indonesia. Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan mengatakan turunnya impor dari beberapa pelabuhan besar di Negeri Panda lantaran penurunan aktivitas dampak Imlek.

Bea Cukai mencatat dari enam pelabuhan besar di Tiongkok, volume ekspor dari empat pelabuhan ke Indonesia anjlok pada bulan Februari. Penurunan terbesar dialami Pelabuhan Shanghai yang turun 72,3% dari 63 ribu ton Februari 2019 jadi 17.509 ton Februari 2020.

Penurunan juga dialami Pelabuhan Dalian yang volume ekspornya ke RI turun 67,77% dari 56,17 ribu ton pada 19 Februari 2019 menjadi 18,25 ribu ton pada Februari 2020. Ekspor dari Pelabuhan Qingdao ke RI juga menciut dari 61,8% dari 19 Februari 2020 jadi 26 ribu Februari ini.

Terakhir adalah Pelabuhan Xingang yang volume ekspornya ke RI anjlok 38,1% menjadi 40 ribu ton pada bulan Februari 2020. “Kami lebih melihatnya karena imlek,” Direktur Kepabeanan Internasional dan Antarlembaga Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Syarif Hidayat di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (13/2).

(Baca: Tak Terdampak Corona, 62 Ribu Ton Bawang Putih Siap Diimpor dari China)

Syarif lalu mengatakan ada dua pelabuhan yang berjarak lebih dekat dengan Wuhan yang masih mencatatkan kenaikan volume ekspor ke RI yakni Pelabuhan Lianyugang dan Zhangjiagang.

Pada Februari 2020, impor dari pelabuhan Lianyungang naik 60,54% dari menjadi 15.300 ton dari Februari 2019. Sementara itu, impor dari pelabuhan Zhangjiagang naik 13,43% dari 10,85 ribu ton pada Februari 2019 menjadi 12,3 ribu ton pada Februari 2020.

 “Pelabuhan yang dekat dengan Wuhan malah naik. Artinya ada yang turun dan ada yang naik,” kata dia.

Selain itu, dia menilai penurunan impor juga disebabkan masih lesunya perdagangan global. “Itu karena banyak hal dan mungkin bukan dari hal-hal yang berhubungan dengan virus corona,” ujar Syarif.

(Baca: Lonjakan Korban Virus Corona Kembali Tekan Rupiah ke Level Rp 13.694)

Reporter: Dimas Jarot Bayu