Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, pesatnya pembangunan infastruktur, telah mendorong pertumbuhan jumlah pengunjung mal serta okupansi hotel di daerah. Asosiasi memperkirakan, jumlah kunjungan mal meningkat pesat hingga 50%, terlebih menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru sepeti sekarang.
"Pertumbuhan mal di daerah sekitar 50%, termasuk juga hotel yang pemesanan kamarnya (okupansi) bisa mencapai 100% karena banyak orang yang mudik menggunakan mobil bersama keluarga," kata Alphonzus kepada Katadata.co.id, Jumat (20/12).
(Baca: Pengusaha Mal Target Penjualan Retail Naik 50% Natal dan Tahun Baru)
Menurutnya, selama dua tahun terakhir terjadi pergeseran tren kunjungan masyarakat yang sebelumnya di dominasi oleh mal yang ada di ibu kota menjadi mal yang ada di daerah atau pinggiran kota saat libur hari-hari besar.
Biasanya, banyak masyarakat yang menghabiskan waktu bersama keluarga untuk berbelanja atau sekedar berjalan-jalan di mal. Menurut pengamatannya, hal itu umumnya terjadi hampir di kota-kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebelumnya dikabarkan, banyak pusat perbelanjaan dan toko retail konvensional tutup karena sepinya pelanggan. Berkurangnya jumlah pengunjung pusat belanja disinyalir akibat maraknya tren belanja daring (e-commerce).
(Baca: Ramayana Investasi Rp 150 Miliar untuk Ubah Gerai Jadi Mal Lifestyle)
Tarcatat, pada 2018 jumlah pusat perbelanjaan di Indonesia berjumlah 708. Angka tersebut setara dengan 4,45% dari total pusat perdagangan yang ada di masyarakat. Sementara pasar tradisional masih mendominasi pusat perdagangan publik, yakni mencapai 14.182 unit (88,52%) sementara toko modern sebanyak 1.131 unit (7,06%).
Data Colliers International menunjukkan akan ada penambahan tiga pusat belanja di Jakarta dan tiga di Bodetabek pada tahun ini. Secara keseluruhan, tambahan pasokan diprediksi mencapai 600.000 meter persegi pada periode 2019-2021, sebanyak 70% di antaranya berada di ibu kota.
Saat ini pusat perbelanjaan terbanyak terdapat di Jawa Barat (139 unit), DKI Jakarta (80 unit), dan Jawa Timur (65 unit). Sementara di sisi lain terdapat daerah yang belum memiliki pusat perbelanjaan, yaitu Sulawesi Barat seperti yang terlihat dalam databoks berikut.