Luhut Bakal Setop Monopoli Pertamina di Bisnis Avtur

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Mantan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan meminta Pertamina mengkaji ulang komponen biaya pembentuk harga Avtur.
Editor: Agustiyanti
3/12/2019, 15.20 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bakal mengevaluasi harga Avtur yang dinilai masih tinggi dan membuat harga tiket pesawat masih mahal. Ia juga tak ingin penjualan Avtur terus dimonopoli PT Pertamina.  

"Paling tidak ada dua pemain. Jangan monopoli, di mana pun monopoli tidak bagus," ujar Luhut saat menghadiri rapat kerja Kementerian Perhubungan di Jakarta, Selasa (3/12).

Meski demikian, ia belum dapat menyebut investor yang akan masuk dalam bisnis Avtur dan menjadi pesaing pertamina. Sebelumnya, PT AKR Corporindo menyatakan tertarik untuk menjual Avtur.

(Baca: Menteri BUMN dan Menhub akan Bahas Harga Avtur dan Keterlibatan Swasta)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, harga bahan bakar pesawat menyumbang 40% biaya maskapai. Harga Avtur yang tinggi di wilayah Indonesia Timur menjadi penyebab harga tiket pesawat ke wilayah tersebut mahal. 

"Harus ada rebalancing harga . Selain itu, kami juga sedang meminta Pertamina mengkaji ulang biaya mereka dan nanti dibahas bersama Kementerian ESDM dan BUMN," kata dia. 

Selain itu, Budi mengaku telah meminta kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menurunkan pajak penjualan atau PPn Avtur di Indonesia Timur. "Mudah-mudahan malah dihilangkan sehingga harga Avtur bisa murah," ungkap dia. 

(Baca: Kemenhub Antisipasi Banjir 16 Juta Pemudik Saat Natal dan Tahun Baru)

Melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap harga tiket pesawat saat libur Natal dan Tahun Baru tak melonjak. Harapannya, harga tiket pesawat justru bisa menurun. 

Polemik harga Avtur terjadi sejak akhir tahun lalu saat harga tiket pesawat melonjak. Pertamina sebelumnya juga telah menurunkan harga BBM tersebut pada Februari lalu atas permintaan Presiden Joko Widodo. 

Harga avtur turun dari yang sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto