RI Ekspor Terigu Rp 8,7 T, Paling Banyak ke Papua Nugini dan Timor Les

Antara Foto/FB Anggoro
Ilustrasi tepung terigu. Hingga September 2019, ekspor industri terigu dan turunannya mencapai Rp 8,7 triliun.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
28/11/2019, 09.41 WIB

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia atau Aptindo mencatat ekspor industri terigu dan turunannya mencapai Rp 8,7 triliun hingga September 2019. Produk yang diekspor, mencakup tepung terigu, dedak gandum, dan aneka produk turunan seperti pasta, mi instan, biskuit, kue, dan pastri.

“Produk turunan yang diekspor tersebut dihasilkan oleh berbagai perusahaan industri berbasis tepung terigu,” kata Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang di pabrik PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, Jakarta, Rabu (27/11).

Franky mengatakan, nilai ekspor yang paling besar berasal dari aneka produk turunan berbahan dasar tepung terigu, seperti pasta, biskuit, mi instan, cake, wafer, pastri, dan lainnya. Adapun negara tujuan ekspor terbesar adalah Papua Nugini, Timor Leste, dan Vietnam.

Ekspor juga dilakukan ke Singapura, Myanmar, Filipina, Jepang, Arab Saudi, Thailand, Tiongkok dan lainnya.

(Baca: Pemerintah Gandeng Tiongkok Jamin Keamanan Ekspor-Impor Perikanan)

Dari keseluruhan ekspor tesebut, kontribusi ekspor terbesar kedua adalah dedak gandum. Hingga September 2019, ekspor dedak gandum mencapai 267.848 ton dengan nilai US$ 50.810 miliar atau sekitar Rp 711 miliar. Produk akhir dari dedak gandum, mencakup pellet, pollar, dan bran, yang merupakan pakan ternak.

Sementara itu, nilai ekspor tepung terigu nasional mencapai Rp 207 miliar. Franky mengatakan, meski industri terigu nasional menggunakan bahan baku berupa gandum impor, industri tetap berkomitmen untuk ekspor dalam berbagai produk.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika