Tergerus Toko Online, Peretail Modern Mulai Produksi Barang Sendiri

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Warga berbelanja di toko retail di Jakarta, Jumat (13/9/2019). Banyak dari peretail saat ini memiliki konsep gerai berukuran lebih minimalis.
Editor: Ekarina
21/11/2019, 08.58 WIB

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) menyebut industri retail saat ini sedang bertransisi menjadi sebuah model bisnis baru. Dalam perkembangannya ke depan, industri retail tak hanya menjual produk jadi, melainkan dapat memproduksi barang sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Retail sedang anomali, artinya ada pergeseran dari bisnis konvensional menjadi model bisnis baru," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia, Roy N Mandey di Jakarta, Rabu (20/11).

Rencana bisnis baru yang sedang digagas pelaku industri retail saat ini adalah dengan kerja sama dengan suplier untuk memproduksi barang. Dengan model bisnis ini, peretail bisa menyerupai perusahaan manufaktur.

(Baca: Banjir Produk Tiongkok, Target Penjualan Retail Terancam Meleset)

Lebih lanjut, Roy mengatakan, saat ini industri retail sedang melambat. Hal ini tampak pada pertumbuhan industri di kuartal III 2019 yang hanya mencapai 5,01% dibanding kuartal sebelumnya sebesar 5,17%. Turunnya pertumbuhan ini, menurut dia dikarenakan turunnya permintaan produk non pangan.

Dia pun menampik, melambatnya pertumbuhan industri retail tak semata-mata akibat dari menjamurnya e-commerce

Adapun sebagai pengaruh e-commerce, retail konvensional kini mulai bebenah. Banyak peretail saat ini memiliki konsep gerai lebih minimalis berukuran  2.000 meter persegi atau sekelas supermarket dan minimarket.

Halaman: