Perang Dagang Berlanjut, Ekspor 5 Komoditas Berpeluang Meningkat ke AS

ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Ilustrasi aktivitas di pelabuhan. Kadin menyebut Indonesia mampu mengambil peluang untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang.
Editor: Ekarina
19/11/2019, 20.50 WIB

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyebut Indonesia mampu mengambil peluang untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat (AS) di tengah kecamuk perang dagang. Jenis komoditas ekspor yang akan ditingkan itu di antaranya yaitu tekstil, alas sepatu, elektronik, makanan dan minuman, serta furnitur.

"Ini menjadi prioritas. Kami juga sudah meminta perwakilan di AS untuk memfasilitasi," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Shinta W. Kamdani di Jakarta, Selasa (19/11).

Menurutnya, perang dagang antara AS dan Tiongkok dapat dimanfaatkan untuk menggenjot perdagangan dan investasi. Pengusaha dapat bersinergi bersama pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan. 

(Baca: Ancaman Perang Dagang, Kadin Bentuk Satgas Perdagangan & Investasi)

Skema yang dilakukan dari kerja sama itu yaitu dengan melakukan identifikasi pasar dan memetakan pasar atau market intelligence

Ia menambahkan, sebelum perang dagang terjadi, ekspor Indonesia ke AS dilakukan melalui pihak ketiga dari Singapura dan Jepang sehingga hasil yang didapat tidak dapat maksimal. "Kami buatkan identifikasi pembelinya di sana. Mungkin ada pembeli lain yang tidak kita temui karena melalui pihak ketiga," kata dia.

Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Rosan P. Roeslani berharap Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan akan berperan aktif dalam memberikan masukan dan diplomasi perdagangan.

"Kami harapkan para duta besar ini berperan aktif karena mereka yang berhadapan langsung. Jadi memberi masukan bagaimana meningkatkan perdagangan dan investasi," kata dia. 

(Baca: Tangkal Dampak Resesi Global, Kadin Ungkap Sejumlah Rekomendasi )

Badan Pusat Stastistika (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia ke (AS) sepanjang Januari - September 2019 surplus US$ 6,88 miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 6,35 miliar. Kenaikan itu didongkrak oleh sejumlah komuditas, yakni perhiasan.

"Surplus kita ke AS ini masih sangat bagus," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers, Selasa (15/10).

Reporter: Tri Kurnia Yunianto