Aprindo Sebut Pembelian Produk Elektronik di Toko Online Meningkat

ANTARA FOTO/Faumada Hidayatullah
Aktivitas perdagangan di pertokoan Glodok. Aprindo menyatakan ada kenaikan penjualan produk elektronik di di gerai online.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
13/11/2019, 08.53 WIB

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut ada pergeseran transaksi pembelian produk elektronik di toko online. Menurutnya, kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya kemudahan pembelian.

"Produk elektronik salah satu yang tinggi dibelanjakan secara online, karena produk elektronik itu standar pilihannya. Tidak seperti beli makanan yang harus lihat langsung," kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (12/11).

Dengan maraknya perkembangan e-commerce serta kemudahan transaksi online, ia berharap pedagang elektronik, seperti pedagang yang berada di Glodok, dapat melengkapi jaringan penjualannya ke platfom online. Sebab, sebagian pedagang elektronik belum merambah jaringan tersebut.

(Baca: Gandeng Aprindo, Bulog Rambah Penjualan Beras Medium ke Retail Modern)

Kendati e-commerce tengah berkembang, Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta menilai hal tersebut tidak serta merta membuat toko konvensional kehilangan peminat. "Toko offline tetap jalan," ujar dia.

Menurutnya, konsumen berbondong-bondong belanja online hanya pada saat tertentu, seperti pada hari belanja online nasional (harbolnas) atau promo cashback. 

Meski begitu, dia mengakui sektor non makanan cukup terpengaruh dengan fitur belanja  tersebut. "Hal ini berbeda dengan makanan karena orang mau melihat langsung produknya," kata Tutum.

Sebelumnya, Aprindo memperkirakan jumlah transaksi online akan tumbuh hingga 10% tahun ini. Sementara, pada tahun lalu pertumbuhan transaksi online mencapai 7-8% dari total transaksi retail.

(Baca: Banjir Produk Tiongkok, Target Penjualan Retail Terancam Meleset)

Namun, transaksi online masih lebih kecil dibandingkan retail konvensional secara keseluruhan. Retail konvensional mulai berinovasi dengan menyesuaikan perubahan perilaku konsumen.

Adapun, inovasi yang dilakukan seperti relokasi toko ke daerah produktif serta memperkecil ukuran ruang retail. Retail offline juga mulai menyediakan platform daring untuk melengkapi jaringan penjualannya. Berdasarkan catatan Aprindo, 95% retail offline telah membuat sarana penjualan dan transaksi secara online.

Reporter: Rizky Alika