Menteri Perencanaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menandatangani perjanjian pembangunan pemgusahaan jalan tol Semarang - Demak. Dengan perjanjian tersebut, pembangunan proyek tol Semarang-Demak dimulai.
Perjanjian juga turut ditandatangani oleh PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII). "Hari ini akan kami mulai pelaksanaan tol, meneruskan dari Semarang ke Surabaya di jalur utara. Pada awalnya dari Semarang ke Demak sepanjang 27 kilometer," kata Basuki dalam acara penandatanganan proyek tol Semarang-Demak di Jakarta, Senin (23/9).
Pembangunan tol tersebut memang sempat tertunda. Ini lantaran ada pertimbangan kembali terkait penggabungan proyek tersebut dengan tanggul laut.
Penggabungan tol dengan tanggul laut diharapkan dapat mencegah banjir rob yang sering terjadi di Semarang. "Pada awalnya tol ini agak tertunda karena ide menggabungkan tanggul laut yang nantinya memperkuat menghadapi rob," ujar Basuki.
(Baca: Lebih Cepat, Tol Layang Jakarta-Cikampek Siap Beroperasi November 2019)
Tol Semarang-Demak akan dibangun sepanjang 27 km oleh konsorsium PT PP, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Misi Mulia Metrical. Konsorsium ini membentuk perusahaan dengan nama PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.
Tol Semarang - Demak akan menelan investasi sebesar Rp 15,3 triliun. Tol ini akan menjadi solusi untuk mengatasi banjir rob yang kerap terjadi di Kota Lama Semarang yang menggenangi jalan nasional sehingga menimbulkan kemacetan dan mengganggu perekonomian di sekitar wilayah Genuk, Kaligawe dan kawasan industri di sekitarnya.
Secara teknis, tol Semarang-Demak memiliki empat simpang susun, yakni Kaligawe, Terboyo, Sayung, dan Demak. Pembangunan tol akan berlangsung selama dua tahun.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan jalan tol ini mencapai 1.887.000 meter persegi dan dibagi dua seksi, yakni seksi I Kota Semarang dan seksi II Kabupaten Demak. Dalam Perjanjian Pengusahaan jalan Tol (PPJT), tarif tol ini dipatok sebesar Rp 1.124 per km. "Kami targetkan selesai pada tahun 2022," ujar Basuki.
Keberadaan tol ini akan meningkatkan aksesibilitas dan menambah kapasitas jaringan jalan yang sudah ada untuk melayani kawasan utara Jawa. Basuki menambahkan, tol ini rencananya akan dilanjutkan sampai ke Tuban.
(Baca: Tol Jasa Marga yang Melintasi Ibu Kota Baru Diprediksi Rampung Oktober)