Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai tenaga kerja asing masih dibutuhkan di industri tekstil. Sekretaris Jenderal API Ernovian G. Ismy mengatakan tenaga kerja asing memiliki kemampuan yang baik.
Hal ini bisa membantu kinerja tenaga kerja lokal. "Ada tenaga kerja asing yang oke, kami pakai. Kami butuh transfer pengetahuan," kata Ernovian di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (11/9).
Terlebih, tenaga kerja asing juga memiliki kinerja yang baik. "Mereka tidak pernah arisan, lembur jalan terus," ujarnya.
(Baca: Asosiasi Sebut Sembilan Pabrik Tekstil Tutup akibat Gempuran Impor)
Ia pun mengatakan industri tekstil memang sudah memakai tenaga kerja asing, namun jumlahnya hanya sedikit. Sebab, posisi yang membutuhkan tenaga kerja asing terbatas, yakni setara level manager ke atas .
Sedangkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno justru menyebut industri tekstil belum memerlukan tenaga kerja asing. "Kecuali kalau ada permintaan dari pembeli," ujar dia.
Sebab, penggunaan tenaga kerja asing membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan tenaga kerja lokal. Selain itu, ia juga menilai tenaga kerja lokal sudah memiliki kemampuan yang mumpuni seiring dengan adanya lembaga pendidikan tekstil di tanah air.
Bahkan beberapa lembaga pendidikan tekstil juga tersedia di universitas negeri, seperti di Universitas Pembangunan Nasional (UPN). "Belum yang swasta-swasta. Plus ada akademi tekstil di Solo. Sudah cukup itu," katanya.
(Baca: Produk Lokal Sulit Bersaing, Pemerintah Diminta Setop Impor Tekstil)